BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Tempat Penelitian
1.
Gambaran
Umum SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak
SMA Kristen Abdi Wacana
Pontianak, yang terletak di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 52 F. Sekolah ini
berdiri pada tahun 1981 atau tepatnya bulan Juli 1981. Sekolah ini dulu bernama
SMA GKE namun pada tanggal 18 Agustus 1983 berubah menjadi SMA Kristen Abdi
Wacana sampai sekarang ini. Perubahan ini terjadi karena adanya kerjasama Yayasan
dengan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jawa Tengah. Pendirian sekolah
ini merupakan satu di antara bentuk pelayanan, kesaksian, dan bentuk tanggung
jawab gereja ditengah-tengah masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
terutama untuk membantu saudara-saudara dari daerah Kalimantan Barat agar bisa
bersekolah di Pontianak. Dengan jumlah guru yang saat ini berjumlah 25 orang,
tidak mengurungkan niat dan tekad mengajar untuk membina siswa-siswa mereka
untuk tetap tekun disetiap bidang.
SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak
memiliki 9 kelas, semua
kelas berada pada satu gedung yang sama yang terdiri dari dua lantai, dengan rincian sebagai berikut :
1. Kelas X berjumlah tiga kelas,
terdiri dari kelas X A, X B dan X C. Kelas X berada di
lantai dua.
2. Kelas XI.Kelas XI berjumlah tiga
kelas, terdiri dari kelas XI IPA, XI IPS 1 dan XI IPS 2. Kelas XI IPS 2
berada dilantai dua sekolah, sedangkan kelas XI IPA dan XI IPS 1 berada
dilantai pertama sekolah.
3. Kelas XII. Kelas XII berjumlah
tiga kelas, terdiri dari kelas XII IPA, XII IPS 1 dan XII IPS 2. Semua kelas
XII berada dilantai pertama sekolah.
Adapun visi dan misi SMA Kristen
Abdi Wacana Pontianak yaitu:
a. VISI
Mewujudkan sumber daya manusia yang
didasari oleh Firman Tuhan dengan semangat cinta kasih, bersekutu, bersaksi, dan melayani.
b. MISI
1.
Melaksanakan proses belajar mengajar dalam
semangat cinta kasih.
2.
Menjadikan sekolah sebagai pusat
kesaksian, persekutuan,
dan pelayanan.
3.
Menjadikan warga sekolah yang kreatif,
inovatif,
dan berkembang.
4.
Memotivasi siswa untuk berkembang menempa
diri sesuai talenta yang dimiliki.
5.
Mampu bersaing secara kompetitif dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi.
6.
Menjadikan sekolah sebagai garam dan
terang
B.
Hasil
Penelitian
1. Efektifnya Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division (STAD)
oleh Guru dalam Pembelajaran Ekonomi dapat Diketahui Setelah
Menganalisis Hasil Observasi Dan Hasil Wawancara pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol.
a.
Penerapan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD).
(1) Tahap
Persiapan
(a)
Melaksanakan penelitian disekolah dan
bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian kemudian
bertemu dengan guru mata pelajaran ekonomi untuk menyampaikan maksud dan tujuan
penelitian pada hari Senin, 23 Februari 2017.
(b)Menyiapkan perangkat
pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi ajar
indeks harga yang sudah dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran ekonomi,
Silabus, dan membuat soal essay berupa post-test beserta kunci jawaban
dan pedoman penskoran yang sudah divalidasi oleh validasi ahli yaitu Dr. Endang
Purwaningsih, MM dan Dr. Aminuyati, M.Si selaku dosen jurusan P.IIS prodi
pendidikan ekonomi.
(c)Menyiapkan
instrumen penelitian berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal essay
post-test beserta kunci jawaban yng
sudah divalidasi.
(2)
Tahap pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan dikelas X B
sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 28 siswa. Proses belajar mengajar
dikelas eksperimen diberi perlakuan (treatmen) menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) pada saat menyampaikan materi indeks
harga. Kelas eksperimen ini dilaksanakan dua kali pertemuan, pada pertemuan
pertama pelaksanaannya hari rabu, 17 mei 2017, peneliti yang bertindak sebagai
pengajar atau guru menyampaikan materi pelajaran indeks harga. Sedangkan didalam
kelas guru mata pelajaran ekonomi bertugas sebagai observer yang mengamati
proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, peneliti memilih 10 siswa secara
acak untuk diwawancarai tentang proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD). Pertemuan kedua dilakukan pada hari rabu, 24
mei 2017, yaitu memberikan soal post-test untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
Langkah
–langkah pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) menurut Rusman (2013:215-216) sebagai berikut:
(a)
Penyampaian
tujuan dan motivasi
Menyampaikan
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi
siswa untuk belajar.
(b)
Pembagian
kelompok.
Siswa dibagi
kedalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa
yang memprioritaskan heterogenitas (keberagaman).
(c)
Persentasi
dari guru
Guru menyampaikan
materi pelajaran terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut
dipelajari.
(d)
Kegiatan
belajar dalam tim (kerja tim).
Siswa belajar
dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai
pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing
memberikan kontribusi.
(e)
Evaluasi
Guru mengevaluasi
hasil belajar melalui pemberian soal posttest tentang materi yang dipelajari dan
juga melakukan penilaian terhadap persentasi hasil kerja masing-masing kelompok.
(f)
penghargaan
prestasi tim
Setelah
pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan
rentang 0-100. Selanjutnya diberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok
dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan yaitu menghitung
skor individu, menghitung skor kelompok, dan pemberian hadiah kepada kelompok
yang memperoleh skor tertinngi dari kelompok lainya.
b.
Data Hasil Observasi di Kelas Eksperimen
1)
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui
efektifnya penerapan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
pada mata pelajaran ekonomi dengan materi indeks harga. Kelas eksperimen adalah
kelas X B dengan jumlah 28 siswa. Yang melakukan observasi atau pengamatan
adalah observer atau guru mata pelajaran ekonomi. Pertemuan pertama
dilaksanakan hari Rabu, 17 Mei 2017. Pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, peneliti melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) untuk menyampaikan materi indeks harga
yang sudah dipersiapkan. Dalam situasi siswa kelas X B menerima pelajaran, guru
mata pelajaran ekonomi yang bertindak sebagai observer mengamati proses belajar
mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang sudah di persiapkan. Setelah
data diperoleh maka data akan diolah secara presentase menggunakan rumus:
presentase=
Berikut
adalah gambar histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan
oleh observer pada hari Rabu, 17 Mei 2017 terhadap guru atau peneliti yang sedang
mengajar dikelas X B terdapat pada gambar
4.1 dibawah ini :
(sumber: hasil observasi penelitian).
Gambar
4.1 Histogram Hasil Pengolahan Data Lembar
Observasi Terhadap Guru (Kelas Eksperimen)
Dari
gambar diatas terlihat tidak semua indikator terlaksanakan. Adapun indikator
yang diamati berjumlah 12 indikator terdiri dari menyiapkan perlengkapan
mengajar, menyapa dan memberi salam, mengabsen siswa, mengajak siswa berdoa
sebelum belajar, memperhatikan kesiapan siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, menyajikan materi pembalajaran, membentuk kelompok secara heterogen, mempersiapkan sebuah model
pembelajaran, membagi siswa ke dalam kelompok, memberikan penghargaan,
mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberi salam. Dari indikator tersebut
hanya 11 indikator yang terlaksanakan jika di presentasekan sebesar 91,6 % dan
1 indikator yang tidak terlaksanakan yaitu pemberian penghargaan dikarenakan
waktu yang tidak cukup jika dipresentasekan sebesar 8,4%.. Berikutnya adalah gambar
histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan oleh observer
pada hari Rabu, 17 Mei 2017 terhadap siswa kelas X B dengan jumlah 28 siswa.
sumber: hasil observasi penelitian)
Gambar 4.2 Histogram Hasil Pengolahan Data Lembar observasi Kelas X B (Kelas Eksperimen).
Dari
observasi/pengamatan yang dilakukan kepada siswa terdapat lima indikator yang
diamati yaitu menyukai pelajaran, menarik perhatian siswa, memberikan semangat
dan motivasi belajar, mengefektifkan proses belajar mengajar, menangkap dan
menyimak pelajaran. Hasil olahan data observasi pada gambar diatas terlihat
pada indikator “menyukai pelajaran” semua siswa kelas eksperimen yang berjumlah
28 siswa menyukai pelajaran jika dipresentasekan sebesar 100%, pada indikator
“menarik perhatian siswa” hanya 16 dari 28 siswa yang melakukannya jika
dipresentsekan sebesar 57,15%, pada indikator “memberikan semangat dan motivasi
belajar” juga hanya 16 dari 28 siswa yang melakukannya jika dipersentasekan
sebesar 57,15% , pada indikator “mengefektifkan proses belajar mengajar” hanya
17 dari 28 siswa yang melakukannya jika dipersentasekan sebesar 60,72%, dan
pada indikator “menangkap dan menyimak pelajaran” semua siswa melakukanya jika
dipersentasekan sebesar 100%.
Dari
kedua observasi diatas, hasil observasi pelaksanaan untuk guru pada kelas
eksperimen dalam penggunaan model pembelajaran koopertif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
tidak sepenuhnya efektif didalam kelas dilihat pada gambar 4.1, indikator yang
terlaksanakan hanya 91,6% itu dikarenakan waktu yang kurang cukup, adapun
indikator yang tidak tercapai/terlaksanakan yaitu pemberian penghargaan kepada
siswa yang memperoleh nilai tertinggi. Tetapi hasil observasi pada siswa yang
dapat dilihat pada gambar 4.2 untuk indikator “menyukai pelajaran” semua siswa
menyukai pelajaran ekonomi jika dipersentasekan sebesar 100% itu dikarenakan
dengan pelaksanaan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) siswa lebih aktif dan cepat
tanggap dalam proses pembelajaran didalam kelas, pada indikator “menarik
perhatian siswa” dalam menerima pelajaran sebanyak 57.15% atau 16 orang siswa
yang banyak mengeluarkan pendapatnya untuk menjawab pertanyaan, pada indikator
“memberi semangat dan motivasi belajar” yang melakukannya sebanyak 57,15% atau
16 orang siswa juga yang memotivasi siswa, pada indikator “mengefektifkan
proses belajar mengajar” siswa yag melakukannya sebanyak 60,72% atau 17 siswa,
pada indikator “menangkap dan menyimak pelajaran” sebanyak 100% itu dikarenakan
siswa lebih mudah memahami setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division
(STAD).
2)
Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan pada saat jam
pelajaran berakhir. Pelaksanaan wawancara adalah pada pertemuan pertama untuk
kelas eksperimen yakni hari Rabu, 17 Mei 2017 dengan memilih 10 siswa secara
acak untuk mewakili seluruh siswa. Setiap pertanyaan demi pertanyaan dijawab
oleh siswa sesuai dengan kenyataan, jujur, dan apa adanya. 10 siswa yang
diwawancarai mengatakan dengan pelaksanaan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) mereka semua menyukai materi yang disampaikan guru didalam
kelas, dan mereka juga mengatakan dengan pelaksanaan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) dapat mengefektifkan proses pembelajaran
didalam kelas, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat menarik perhatian siswa, Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
juga memberikan semangat dan motivasi belajar serta siswa dapat menangkap serta
menyimak pelajaran setelah materi pelajaran tentang indeks harga dijelaskan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD). Jawaban-jawaban atas pertanyaan siswa
tersebut dapat dilihat pada lembar lampiran. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
Kontrol Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional.
(1) Tahap
Persiapan
(a)
Melaksanakan penelitian disekolah dan
bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian kemudian
bertemu dengan guru mata pelajaran ekonomi untuk menyampaikan maksud dan tujuan
penelitian pada hari Senin, 23 Februari 2017.
(b)Menyiapkan
perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah
dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran, Silabus, Materi Ajar, dan membuat
soal essay berupa post-test beserta kunci jawaban dan pedoman penskoran
yang sudah divalidasi oleh validasi ahli yaitu Dr. Endang Purwaningsih, MM dan
Dr. Aminuyati, M.Si selaku dosen jurusan P.IIS prodi pendidikan ekonomi.
(c)
Menyiapkan instrumen penelitian berupa
lembar observasi, pedoman wawancara, dan
soal essay post-test beserta kunci jawaban yng sudah divalidasi.
(2)
Tahap pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan dikelas X A sebagai kelas kontrol dengan jumlah 35
siswa. Proses belajar mengajar dikelas kontrol tidak diberi perlakuan (treatmen)
atau menggunakan model
pembelajaan Konvensional pada saat menyampaikan materi indeks harga. Pada kelas
kontrol ini dilaksanakan dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama
pelaksanaannya hari Senin, 15 mei 2017, peneliti yang bertindak sebagai
pengajar atau guru menyampaikan materi pelajaran indeks harga. Sedangkan
didalam kelas guru mata pelajaran ekonomi bertugas sebagai observer yang
mengamati proses belajar mengajar. Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir,
peneliti memilih 10 siswa secara acak untuk diwawancarai tentang proses belajar
mengajar. Pertemuan kedua pada hari Senin, 22 Mei 2017, guru memberi soal post-test
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
c.
Data Hasil Observasi di Kelas Kontrol
1)
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui
efektifnya pelaksanaan penggunaan model pembelajaran konvensional dalam
pembelajaran ekonomi di kelas kontrol yaitu kelas X A dengan jumlah 35 siswa, yang melakukan
observasi atau pengamatan adalah observer atau guru mata pelajaran ekonomi.
Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin, 15 Mei 2017. Pada saat proses
belajar mengajar berlangsung, peneliti melaksanakan pengajaran dengan
menggunakan model pembelajaran konvensionaluntuk menyampaikan materi indeks
harga yang sudah dipersiapkan. Dalam situasi siswa kelas X A menerima
pelajaran, guru mata pelajaran ekonomi yang bertindak sebagai observer
mengamati proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang
sudah di persiapkan. Setelah data diperoleh maka data akan diolah secara
presentase menggunakan rumus :
presentase =
Berikut adalah gambar histogram hasil
pengolahan data lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada hari Senin,
15 Mei 2016 terhadap guru yang sedang
mengajar dikelas X A.
(sumber:
hasil observasi penelitian)
|
Gambar
4.3 Histogram hasil pengolahan data lembar observasi terhadap guru (kelas kontrol).
Dari
gambar diatas terlihat semua indikator terlaksanakan. Adapun indikator yang
diamati berjumlah 12 indikator terdiri dari menyiapkan perlengkapan
pembelajaran, menyapa dan memberi salam, mengabsen siswa mengajak siswa berdoa
sebelum belajar, memperhatikan kesiapan siswa menyampaikan tujuan pembelajaran,
menyajikan materi pembelajaran, memberi contoh dari materi pelajaran,
mempersiapkan soal latihan dari materi pelajaran, mengarahkan siswa mengerjakan
soal latihan, menyimpukan materi pelajaran, mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan memberikan salam. Dari 12 indikator tersebut semuanya terlaksanakan jika
di presentasekan sebesar 100%.
Berikutnya
adalah gambar histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan
oleh observer pada hari Senin, 15 Mei 2017 terhadap siswa kelas X A dengan
jumlah 35 siswa dapat dilihat pada gamar 4.4.
(sumber: hasil observasi penelitian)
Gambar
4.4 Histogram hasil pengolahan data lembar observasi kelas
X A (kelas kontrol).
Dari
observasi atau pengamatan
yang dilakukan kepada siswa terdapat lima indikator yang diamati yaitu menyukai
pelajaran, menarik perhatian siswa, memberikan semangat dan motivasi belajar,
mengefektifkan proses belajar mengajar, menangkap dan menyimak pelajaran. Dari
hasil olahan data pada gambar 4.4 terlihat pada indikator “menyukai pelajaran”
hanya 19 dari 35 siswa menyukai pelajaran jika dipresentasekan sebesar 54,30%,
pada indikator “menarik perhatian siswa” hanya 9 dari 35 siswa yang
melakukannya jika dipresentsekan sebesar 25,80%, pada indikator “memberikan
semangat dan motivasi belajar” hanya 7 dari 35 siswa yang melakukannya jika
dipersentasekan sebesar 20%, pada indikator “mengefektifkan proses belajar
mengajar” hanya 10 dari 35 siswa yang melakukannya jika dipersentasekan sebesar
28,60%, dan pada indikator “menangkap dan menyimak pelajaran” hanya 19 dari 35
siswa melakukanya jika dipersentasekan sebesar 54,30%.
Dari
kedua observasi diatas, hasil observasi pelaksanaan untuk guru pada kelas
kontrol dalam penggunaan model pembelajaran konvensional sepenuhnya
terlaksanakan didalam kelas atau 100% dilihat pada gambar 4.3. Tetapi hasil
observasi pada siswa yang dapat dilihat pada gambar 4.4 untuk indikator
“menyukai pelajaran” hanya 54,30% yang menyukai pelajaran dikarenakan tidak
semua siswa memperhatikan karena ada yang mengantuk saat guru menjelaskan, pada
indikator “menarik perhatian siswa” dalam menerima pelajaran sebanyak
25,80% atau orang siswa yang
mengeluarkan pendapatnya untuk menjawab pertanyaan, pada indikator “memberi
semangat dan motivasi belajar” yang melakukannya sebanyak 20% atau 7 orang
siswa saja yang memotivasi siswa, pada indikator “mengefektifkan proses belajar
mengajar” siswa yang melakukannya sebanyak 28,60% atau 10 siswa, pada indikator
“menangkap dan menyimak pelajaran” sebanyak 54,30% atau hanya 19 siswa itu
dikarenakan siswa yang merasa ngantuk dan bosan.
2)
Analisis Perbandingan Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Hasil observasi dan hasil wawancara pada
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
dan hasil observasi pada kelas kontrol tanpa menggunakan perlakuan atau hanya
menggunakan media konvensional dapat diketahui setelah menganalisis
perbandingan, sebagai berikut:
(1) Hasil Observasi
Perbandingan
hasil observasi yang sudah dilakukan dikelas X B sebagai kelas eksperimen dan X
A sebagai kelas kontrol dapat diketahui dari grafik batang atau histogram.
Berikut adalah perbandingan histogram
untuk pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas X B (eksperimen)
dan X A (kontrol).
(sumber: hasil
observasi penelitian)
|
Gambar 4.5 Perbandingn Histogram
Hasil Pengolahan Data Lembar Observasi Terhadap Guru.
Dalam
gambar 4.5 terlihat aspek pengamatan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan guru
di dalam kelas X A (kontrol) yaitu 100% yang terlaksanakan sedangkan yang tidak
terlaksanakan 0%. Sedangkan pelaksanaan kegiatan dikelas B (eksperimen) yaitu
91,6% yang terlaksanakan sedangkan yang tidak terlaksanakan adalah 8,4% tidak
terlaksananya semua indikator pada kelas X B (eksperimen) dikarenakan waktu
yang tidak cukup, adapun indikator yang tidak terlaksanakan adalah pemberian
penghargaan kepada kelompok memperoleh skor tertinggi.Berikutnya adalah
perbandingan histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan
oleh observer dikelas X B (eksperimen) dan X A (kontrol).
(sumber:hasil observasi penelitian 2017)
|
Gambar 4.6 Perbandingan Histogram Hasil Pengolahan
Data Lembar Observasi Kelas X
B (Eksperimen) Dan X A (Kelas Kontrol).
Berdasarkan
gambar 4.6 terlihat aspek pengamatan di kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional, siswa yang menyukai pelajaran adalah sebanyak
54,30%. Sedangkan aspek pengamatan di kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD, siswa yang menyukai pelajaran adalah
sebanyak 100%. Aspek pengamatan berikutnya adalah menarik perhatian siswa,
dikelas kontrol sebanyak 25,80% sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 57,15%.
Aspek pengamatan berikutnya, yaitu memberikan semangat dan motivasi belajar, di
kelas kontrol sebanyak 20% sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 57,15%. Aspek
pengamatan selanjutnya, mengefektifkan proses belajar mengajar, di kelas
kontrol sebanyak 28,60% sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 60,72%.
Selanjutnya aspek pengamatan siswa menangkap dan menyimak pelajaran, dikelas
kontrol sebanyak 54,30% sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 100%.
Setelah
melihat perbandingan dari kelima aspek pengamatan tersebut dapat diketahui
bahwa, semua aspek pengamatan menunjukan kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) presentasinya selalu diatas kelas
kontrol. Aspek pengamatan siswa menyukai pelajaran sebanyak 45,70% selisih
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Menarik perhatian siswa sebanyak
31,35% selisih antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Memberikan
semangat dan motivasi sebanyak 37,15% selisih antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen. Mengefektifkan proses belajar mengajar sebanyak 32,16% selisih
antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Menangkap dan menyimak pelajaran
sebanyak 45,70% selisih antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Jadi
perbandingan pada aspek pengamatan diatas menunjukan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) baik diterapkan didalam kelas pada mata
pelajaran ekonomi dengan materi indeks harga. Walaupun observasi pada guru yang
menggunakan model pembelajaran konvensioanal semua indikatornya terlaksanakan
namun selama kegiatan proses belajar mengajar banyak siswa yang tidak
memperhatikan, dengan alasan, capek, bosan dan mengantuk dan hanya sedikit
siswa yang benar-benar memperhatikan dilihat pada observasi terhadap siswa
menggunakan model pembelajaran konvensional. Dan pada penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) tidak semua indikatornya terlaksanakan
dikarenakan waktu yang tidak cukup adapun indikator yang tidak terlaksanakan
hanya pemberian penghargaan kepada kelompok yang telah memperoleh nilai
tertinggi dan tidak berpengaruh kepada proses pembelajaran, tetapi dilihat pada
observasi terhadap siswa, semua siswa menyukai pelajaran serta menyimak dan
menangkap pelajaran, siswa lebih aktif, memberi semangat dan motivasi serta
menarik perhatian siswa sehingga siswa lain ikut turut aktif selama proses
belajar mengajar.
(2)
Hasil Wawancara Terhadap Siswa Kelas X A
Dan X B
Peneliti melakukan wawancara
kepada perwakilan kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing 10 siswa.
Setelah memperoleh data mengenai perbandingan antara penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) yang peneliti terapkan pada siswa kelas X
B, rata-rata siswa mengatakan bahwa mereka menyukai pelajaran, termotivasi dan
bersemangat untuk belajar serta dapat menangkap dan menyimak pelajaran dengan
baik. Selain itu, penggunan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)lebih
efektif diterapkan di dalam kelas dilihat dari sisi aktifnya siswa didalam
kelas. Dan yang paling penting adalah hasil belajar siswa menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Sebaliknya, ketika peneliti melakukan wawancara dengan 10
siswa perwakilan kelas X A, sebagian dari mereka mengatakan jenuh dan bosan
dengan pengajaran menggunakan cara-cara lama seperti mencatat di papan tulis,
mendikte, dan lain sebagainya. Namun masih banyak juga dari para siswa menyukai
penyampaian materi pelajaran dengan cara-cara lama (konvensional) tersebut
karena sudah terbiasa, nyaman dan mudah untuk diterapkan.
2.
Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak
Latihan soal (posttest) diberikan kepada siswa untuk
mengetahui hasil belajar siswa berupa post-test
yang berjumlah 5 soal dengan materi indeks harga yang sudah divalidasi oleh
validasi ahli yaitu Dr. Endang Purwaningsih, MM dan Dr. Aminuyati, M.Si selaku
dosen jurusan P.IIS prodi pendidikan ekonomi. Adapun yang perlu dievaluasi
adalah dua kelas, yaitu kelas X B (kelas eksperimen) diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sedangkan kelas X A
(kelas kontrol) tidak diberikan perlakuan atau menggunakan model pembelajaran
konvensional.
a.
Evaluasi ( pemberian posttetst ) untuk
mengetahui apakah siswa sudah menguasai tentang materi yang diajarkan
menggunakan model STAD atau kelas X B.
Evaluasi (posttest) pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan kedua yakni pada
hari rabu, 24 Mei 2017 yaitu dengan memberikan tes berupa soal essay atau post-test pada mata pelajaran ekonomi
indeks harga. Adapun siswa yang hadir dalam pemberian post-test dikelas X B yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) berjumlah 26 siswa dari keseluruhan yang berjumlah 28
siswa, jadi ada 2 siswa yang tidak dikarenakan berhalangan masuk sekolah pada
hari pemberian tes. Suasana pada saat siswa mengerjakan post-test berjalan dengan lancar.
Selama
tes berlangsung guru ekonomi yaitu Lidya, S.E yang mengawasi dengan
waktu selama 80 menit, namun yang diberikan untuk mengerjakan soal tes selama
75 menit dan sisa waktu 5 menit peneliti menyampaikan ucapan terimakasih dan
salam perpisahan.
Dalam penelitian ini yang terdiri dari
dua kelas X B (Eksperimen) sedangkan kelas pembanding yaitu X A (Kontrol).
Penelitian terhadap dua kelas tersebut ada beberapa hal yang sama yaitu :
1.
Guru nya sama-sama mengajar di kelas X A
dan X B
2.
Materinya sama-sama yaitu indeks harga
3.
Sama-sama kelas X
4.
Soal posttest
sama
5.
Jadwal nya sama-sama jam pelajaran pertama
dari jam 07.00-09.30 di hari yang berbeda X A hari senin sedangkan X B hari
Rabu.
Setelah siswa menyelesaikan tes yang
diberikan tahap selanjutnya peneliti mengoreksi untuk melihat hasil belajar
siswa dan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil Nilai
Post-Test Siswa Kelas X B
Kelas
Ekperimen (Model Pembelajaran STAD)
|
No
|
Kode
|
SKOR
|
|
Siswa
|
Post Test
|
Keterangan
|
1
|
E1
|
80
|
Tuntas
|
2
|
E2
|
80
|
Tuntas
|
3
|
E3
|
77
|
Tuntas
|
4
|
E4
|
85
|
Tuntas
|
5
|
E5
|
80
|
Tuntas
|
6
|
E6
|
77
|
Tuntas
|
7
|
E7
|
74
|
Tidak Tuntas
|
8
|
E8
|
80
|
Tuntas
|
9
|
E9
|
75
|
Tuntas
|
10
|
E10
|
77
|
Tuntas
|
11
|
E11
|
77
|
Tuntas
|
12
|
E12
|
75
|
Tuntas
|
13
|
E13
|
74
|
Tidak Tuntas
|
14
|
E14
|
75
|
Tuntas
|
15
|
E15
|
77
|
Tuntas
|
16
|
E16
|
80
|
Tuntas
|
17
|
E17
|
74
|
Tidak Tuntas
|
18
|
E18
|
80
|
Tuntas
|
19
|
E19
|
75
|
Tuntas
|
20
|
E20
|
70
|
Tidak Tuntas
|
21
|
E21
|
80
|
Tuntas
|
22
|
E22
|
76
|
Tuntas
|
23
|
E23
|
70
|
Tidak Tuntas
|
24
|
E24
|
65
|
Tidak Tuntas
|
25
|
E25
|
85
|
Tuntas
|
26
|
E26
|
90
|
Tuntas
|
|
Jumlah
|
2008
|
|
|
Rata-Rata
|
77,23
|
|
Evaluasi
kelas X A dengan menggunakan model pembelajaran konvensinal. Evaluasi pembelajaran
dilaksanakan pada pertemuan kedua yakni pada hari Senin, 22 Mei 2017 yaitu
dengan memberikan tes berupa soal essay atau post-test pada mata pelajaran ekonomi dengan indeks harga.
Tabel
4.2 Hasil Nilai Post-Test Siswa
Kelas Kontrol (Model Pembelajaran
Konvensional)
|
No
|
Kode
|
SKOR
|
|
Siswa
|
Post Test
|
Keterangan
|
1
|
K1
|
75
|
Tuntas
|
2
|
K2
|
76
|
Tuntas
|
3
|
K3
|
70
|
Tidak Tuntas
|
4
|
K4
|
72
|
Tidak Tuntas
|
5
|
K5
|
77
|
Tuntas
|
6
|
K6
|
75
|
Tuntas
|
7
|
K7
|
70
|
Tidak Tuntas
|
8
|
K8
|
75
|
Tuntas
|
9
|
K9
|
70
|
Tidak Tuntas
|
10
|
K10
|
77
|
Tuntas
|
11
|
K11
|
70
|
Tidak Tuntas
|
12
|
K12
|
75
|
Tuntas
|
13
|
K13
|
60
|
Tidak Tuntas
|
14
|
K14
|
75
|
Tuntas
|
15
|
K15
|
70
|
Tidak Tuntas
|
16
|
K16
|
75
|
Tuntas
|
17
|
K17
|
75
|
Tuntas
|
18
|
K18
|
80
|
Tuntas
|
19
|
K19
|
75
|
Tuntas
|
20
|
K20
|
65
|
Tidak Tuntas
|
21
|
K21
|
50
|
Tidak Tuntas
|
22
|
K22
|
45
|
Tidak Tuntas
|
23
|
K23
|
70
|
Tidak Tuntas
|
24
|
K24
|
80
|
Tuntas
|
25
|
K25
|
65
|
Tidak Tuntas
|
26
|
K26
|
75
|
Tuntas
|
27
|
K27
|
68
|
Tidak Tuntas
|
28
|
K28
|
75
|
Tuntas
|
29
|
K29
|
70
|
Tidak Tuntas
|
30
|
K30
|
72
|
Tidak Tuntas
|
Tabel Sambungan
|
TABEL 4.2 Sambungan
|
31
|
K31
|
80
|
Tuntas
|
32
|
K32
|
65
|
Tidak Tuntas
|
|
Jumlah
|
2272
|
|
|
Rata-Rata
|
71,00
|
|
3.
Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) dan yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensioanal.
Perbedaan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan materi indeks harga yang diajarkan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan yang diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional, peneliti mengolah data hasil belajar siswa
terdahulu. Jika dilihat dari perbandingan rata-rata hasil post-test siswa yang telah didapat dikelas eksperimen dan kelas
kontrol secara ringkas dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel4.3
Rata-Rata Hasil Post Test Siswa dan
Ketuntasan Belajar Siswa
Keterangan
|
Kelas
Eksperimen
|
Kelas
Kontrol
|
Rata-rata
|
77,23
|
71,00
|
Standar
Deviasi
|
5,078
|
7,754
|
Banyaknya
siswa yang tuntas
|
20
|
17
|
Persentase
banyaknya siswa yang tuntas
|
76,93 %
|
53,12%
|
(Sumber: Olahan Penelitian 2017)
Apabila
dilihat dari perbandingan rata-rata hasil post-test
yang terdapat pada tabel 4.3
tampak bahwa rata-rata hasil post-test
yang diperoleh dari kelas ekperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol,
rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 77,23 dengan
standar deviasi 5,078. Sedangkan rata-rata hasil post-test kelas kontrol adalah 71,00 dengan standar deviasi 7,754.
Setelah
melihat rata-rata hasil post-test
selanjutnya mencari apakah ada perbedaan atau tidak hasil belajar siswa yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran konvensional, untuk itu akan diuji hipotesisnya.
Hipotesis dapat diuji menggunakan dua rumus yaitu Uji-t atau U-Mann Whitney.Maka dari pada itu data
hasil belajar harus diuji terlebih dahulu menggunakan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov (KS) berbantuan
program SPSS v22.0 for window. Setelah
diketahui apabila data hasil belajar siswa berdistribusi normal maka hipotesis
menggunakan uji-t, apabila data hasil belajar siswa tidak berdistribusi normal
maka hipotesis menggunakan
U-Mann Whitney.
(1)Uji
normalitas hasil post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Uji normalitas distribusi hasil post-test digunakan rumus kolmogorov-smirnov (KS) menggunakan SPSS
22.0 for windows. Berikut kriteria
pengujian:
(a)
Jika sig > 0,05 maka data berdistribusi
normal
(b) Jika
sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Wiratna Sujarweni (2015:55).
Tabel 4.4 UjiNormalitas Data Hasil Post-Test
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test
|
|
kontrol
|
eksperimen
|
N
|
32
|
26
|
Normal Parametersa,b
|
Mean
|
71.00
|
77.23
|
Std. Deviation
|
7.754
|
5.078
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.230
|
.177
|
Positive
|
.126
|
.177
|
Negative
|
-.230
|
-.147
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
1.301
|
.904
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.068
|
.387
|
a. Test distribution is Normal.
|
b. Calculated from data.
|
(Sumber: DataOlahan SPSS 22.0 for windows
2017)
Berdasarkan
perhitungan olahan SPSS 22.0 for windows dari
One Sample Kolmogorov Smirnov Test kelas
eksperimen diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar sebesar 0,387. Jadi
kesimpulan data berdistribusi normal (0,387> 0,05) maka hipotesis
menggunakan uji-t.
(2)Uji
Homogenitas post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Uji
Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil post-test homogen atau varians setiap kelas dianggap sama. Maka
dilakukan perhitungan berbantuan SPSS
v22.0 for Window. Adapun kriteria pengambilan keputusan yaitu:
(a)
Jika signifikansi > 0,05 maka varian
hasil post-test kelas eksperimen dan
kontrol tidak sama.
(b)Jika
signifikansi < 0,05 maka varian hasil post-test
kelas eksperimen dan kontrol sama. Duwi Priyanto, (2014:84)
Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel
4. 5 berikut ini :
Tabel 4.5 Homogenitas Varian Nilai
Test of Homogeneity of Variances
|
eksperimen
|
Levene
Statistic
|
df1
|
df2
|
Sig.
|
3.563
|
4
|
16
|
.029
|
(sumber: Data olahan
SPSS v22.0 for window 2017)
|
Berdasarkan
hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel menggunakan
SPSS v22.0 for Windows diketahui
bahwa 0,029 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut
homogen.
(3)Uji
hipotesis hasil post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Setelah nilai berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya menguji
hipotesis menggunakan uji-t (independent amples T Test) pada SPSS v22.0 for window. Adapun hipotesis
yang akan di uji yaitu:
Ho : Tidak ada perbedaan nilai post-test kelas eksperimen dan kontrol.
Ha : Ada perbedaan nilai post-test kelas eksperimen dan kontrol.
Adapun
syarat pengujian hipotesis ini yaitu:
(a) Jika
ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima.
(b) Jika
–thitung ≤ –ttabel atau thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak.
Berdasarkan
signifikansi
(a) Jika
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
(b) Jika
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. (Wiratna Sujarweni, 2015: 99).
Berikut
adalah hasil dari proses uji-t yang menggunakan SPSS v22.0 for window:
Tabel
4.6 Uji – T program SPSS
roup
Statistics
|
|
Kelas
|
N
|
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
Smash kedeng
|
Kontrol
|
32
|
71.0000
|
7.75429
|
1.37078
|
eksperimen
|
26
|
77.2308
|
5.07786
|
.99585
|
Independent
Samples Test
|
|
Levene's Test for Equality of Variances
|
t-test for Equality of Means
|
F
|
Sig.
|
t
|
df
|
Sig.
(2-tailed)
|
Mean Difference
|
Std.Error Difference
|
95% Confidence Interval of the Difference
|
Lower
|
Upper
|
Skor
|
Equal variances
assumed
|
1.895
|
.174
|
-3.526
|
56
|
.001
|
-6.23077
|
1.76716
|
-9.77081
|
-2.69073
|
Equal variances
not assumed
|
|
|
-3.677
|
53.781
|
.001
|
-6.23077
|
1.69433
|
-9.62801
|
-2.83353
|
(sumber: Data olahan SPSS
22.0 2017)
Dari
output didapatkan nilai signifikansi
(Sig 2-tailed) adalah 0,001. Nilai signifikansi < 0,05 (0,001< 0,05),
dilihat dari kriteria maka ada perbedaan hasil nilai post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Diketahui
bahwa adanya perbedaan hasil post-test
kelas eksperimen dan kelas kontrol maka Ho ditolak dan Ha diterima. Setelah
mengetahui adanya perbedaan maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih
tinggi hasil post-testnya dari pada
kelas kontrol, dimana kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional.
Tingginya nilai post-test kelas
eksperimen dikarena siswa cepat tanggap menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, serta selama kegiatan belajar pembelajaran siswa turut
aktif dikelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol sehingga mereka lebih
memahami materi yang disampaikan guru didalam kelas.
Kemudian
setelah diketahui ada perbedaan hasil nilai post-test
kelas eksperimen dan kelas kontrol dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan
rumus effect size.
Rumus:
Berdasarkan
hasil post-test siswa kelas
eksperimen maupun kelas kontrol, diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen sebesar
77,23 , skor rata-rata kelas kontrol sebesar 71,00 dan standar deviasi kelas
kontrol 7,754. Dengan demikian diperoleh :
ES =
77,23 – 71,00
7,754
ES = 0,80
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai effect size sebesar 0,80. Maka berdasarkan kriteria yang
berlaku nilai effect size termasuk
dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) cukup besar terhadap hasil belajar.
C. Pembahasan
1. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD)
pada Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak.
Darmawan (2013: 226)
mengatakan, “penelitian eksperimen kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai
pengaruh suatu perlakuan, tindakan, treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan
dengan tindakan lain”. Kelas X B
merupakan kelas yang dipilih peneliti sebagai kelas eksperimen dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dipilihnya kelas X B
karena dilihat dari nilai pada latihan yang diberikan oleh guru ekonomi
menunjukan bahwa rata-rata nilai siswa kelas X B lebih rendah dibandingkankan
kelas X A. Maka dari itu peneliti ingin memberikan perlakuan (treatment) menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) guna untuk melihat pengaruh pemberian
perlakuan ini terhadap hasil belajar siswa.
Karakteristik kedua yang selalu ada
dalam penelitian eksperimen yaitu adanya kelas kontrol. Darmawan (2013: 229)
mengatakan, “kontrol merupakan kondisi pembanding eksperimen, sedangkan
eksperimen merupakan kondisi yang variabel-variabelnya dimanipulasi”. Selanjutnya
Darmadi (2013: 218) mengungkapkan, “kegiatan mengontrol suatu variabel atau
subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa
melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat
melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel
terikat”. Kelas X A merupakan kelas yang dipilih peneliti sebagai kelas
kontrol. Kelompok yang tidak dimanipulasi untuk membandingkan kelas eksperimen
atau mengontrol kondisi penelitian (variabel bebas) agar variabel terikatnya
benar-benar diakibatkan oleh adanya variabel bebas tersebut. Dengan adanya
kelas kontrol dalam penelitian ini, maka dapat menunjukan hasil penelitian yang
dilakukan peneliti secara meyakinkan.
Pelaksanaan belajar mengajar dikelas X B
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terdiri dari
tahapan-tahapan yaitu perlengkapan mengajar, menyapa dan memberi salam,
mengabsen siswa, mengajak siswa berdoa sebelum belajar, memperhatikan kesiapan
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi pembalajaran,
membentuk kelompok secara heterogen,
mempersiapkan sebuah diskuai kelompok, membagi siswa kelompok, memberikan
penghargaan, mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam. Sedangkan pelaksanaan belajar mengajar
dikelas X A yang menggunakan model pembelajaran konvensional terdiri dari
tahapan-tahapan yaitu menyiapkan perlengkapan pembelajaran, menyapa dan memberi
salam, mengabsen siswa mengajak siswa berdoa sebelum belajar, memperhatikan
kesiapan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi
pembelajaran, memberi contoh dari materi pelajaran, mempersiapkan soal latihan
dari materi pelajaran, mengarahkan siswa mengerjakan soal latihan, menyimpukan materi
pelajaran, mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan salam.
Dilihat dari hasil penelitian untuk
observasi guru untuk model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dikelas X B menunjukan
tidak semua tahapan terlaksanakan selama proses belajar mengajar, apa bila
dipersenkan sebesar 91,6 % itu dikarena waktu yang kurang cukup. Sedangkan
hasil penelitian observasi guru menggunakan model pembelajaran konvensional
dikelas X B, menunjukan semua tahapan terlaksanakan apabila dipersenkan sebesar
100%. Namun dilihat dari observasi untuk siswa yang terdiri dari 5 indikator
yaitu Menyukai pelajaran, Menarik perhatian siswa, Memberikan semangat dan
motivasi, Mengefektifkan proses belajar mengajar, menangkap dan menyimak
pelajaran, menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pada
menggunakan model pembelajaran konvensional. Perbandingan tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Perbandingan
Pelaksanaan Menggunakan Model Pembelajaran STAD Dan Konvensional Observasi Terhadap Siswa
|
Menyukai pelajaran
|
Menarik perhatian siswa
|
Memberikan semangat dan motivasi
|
Mengefektifkan proses belajar mengajar
|
Menangkap dan menyimak pelajaran
|
siswa
|
%
|
siswa
|
%
|
siswa
|
%
|
siswa
|
%
|
siswa
|
%
|
Model pembelajaran STAD
|
28
|
100
|
16
|
57,15
|
16
|
57,15
|
17
|
60,72
|
28
|
100
|
Model pembelajaran konvensionl
|
19
|
54,30
|
9
|
25,80
|
7
|
20
|
10
|
28,60
|
19
|
54,30
|
(sumber: Data olahan 2017)
Dari
tabel 4.7 tersebut
menunjukan pelaksanaan model pembelajaran konvensional kurang efektif apabila
dibandingkan dengan pelaksanaan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division
(STAD), meskipun pada observasi guru semua indikatornya terlaksanakan,
tetapi dilihat pada observasi siswa pada indikator “menyukai pelajaran” hanya
13 orang saja yang menyukai pelajaran ekonomi, pada indikator “menarik
perhatian siswa” dan “memberikan semangat dan motivasi belajar” hanya 6 dan 5
siswa saja yang berpartisipasi selama kegiatan belajar mengajar, pada indikator
“mengefektifkan proses belajar mengajar” hanya 7 siswa mengefektifkan proses
belajar mengajar dan 13 siswa saja “menangkap dan menyimak pelajaran” selama
proses belajar mengajar. Ketidak efektifnya model pembelajaran konvensional
diketahui setelah 10 siswa yang dipilih secara acak diwawancarai, dan hasil
wawancara membuktikan sebagian siswa mengatakan tidak menyukai pelajaran,
bosan dan menjadi mengantuk saat diajarkan menggunakan model pembelajaran
konvensional, hanya sebagian saja yang mengatakan suka menggunakan model
pembelajaran konvensional karena terbiasa diajarkan menggunakan model yang
hanya mengandalkan penjelasan guru tanpa siswa berperan aktif.
Sedangkan
model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) dapat dikatakan efektif didalam kelas,
dilihat pada observasi siswa pada indikator “menyukai pelajaran” semua siswa
menyukai pelajaran setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD),
pada indikator “menarik perhatian siswa” dan “memberikan semangat dan motivasi
belajar” terdapat 13 siswa yang berpartisipasi selama proses belajar mengajar,
pada indikator “mengefektifkan proses belajar mengajar” ada 17 siswa ikut
mengefektifkan proses belajar mengajar dan semua siswa “menangkap dan menyimak
pelajaran” setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Hasil wawacara yang dipilih secara acak sebanyak 10 orang pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) semuanya mengatakan
menyukai pelajaran serta mengefektifkan proses belajar dalam kelas dan memberi
motivasi serta semangat belajar. Efektifnya penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan materi ayat jurnal penyesuaian tampak pada tahapan
belajar dalam kelompok, tahapan diskusi. Adapun pada tahap belajar dalam
kelompok siswa terlihat lebih bekerja sama, belajar bersama dan memecakan
masalah bersama-sama, pada tahapan permainan suasana belajar siwa lebih rileks
sehingga selama proses belajar mengajar tidak terasa membosankan, dan pada
tahapan pertandingan siswa terlihat aktif dan berpartisipasi untuk berlomba
menjawab pertanyaan yang sudah disediakan oleh guru sehingga siswa tampak
semangat dan termotivasi selama proses belajar mengajar.
Pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilakukan pada kelas X B yang diberikan perlakuan
sebagai kelas eksperimen yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
ini memang ada keunggulan dan kekurangan selama proses belajar didalam kelas.
Keunggulan model pembelajaran STAD, sebagai berikut:
a. Mengembangkan serta
menggunakan keterampilan berpikir
kritis dan kerjasama kelompok.
b. Menyuburkan hubungan
antar pribadi yang
positif di antara
siswa yang berasal dari keadaan
ekonomi yang berbeda.
c. Menerapkan
bimbingan oleh teman.
d. Memberikan
motivasi siswa untuk dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam
mengusai materi
Dari
ke empat keunggulan diatas, selama penelitian hanya terdapat pada kunggulan
pertama dan keempat saja karena pada keunggulan kedua dan ketiga tidak dapat
dilihat hanya sekali pertemuan sedangkan penelitian menggunakan model
pembelajaran ini hanya sekali diterapkan.
Adapun
kelemahan pengggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) Eli Kurnialita (2016: 22) adalah sebagai berkut:
a.
Siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder berkerja
sama dengan teman-teman yang lebih mampu.
b.
Terjadi situasi kelas yang gaduh singga siswa tidak dapat
bekerja secara efektif dalam kelompok.
c.
Pemborosan waktu.
Dari ke tiga kekurangan diatas, apabila
dihubungkan pada saat penelitian yang sangat menonjol yaitu kekurangan bagian
pertama karena terlalu banyak membuang waktu siswa guru akan ketinggalan materi
jika dalam diskudi tidak berjalan sesuai dengan rencana.
2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Sub masalah kedua adalah bagaimana hasil dari
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMAK Abdi Wacana
Pontianak?. Dari hasil penelitian bahwa evaluasi dilakukan pada pertemuan kedua
pada masing-masing kelas berupa soal post-test
yang sama yang sudah di validasi oleh validasi ahli yaitu Dr. Endang Purwaningsih,
MM dan Dr. Aminuyati, M.Si selaku dosen jurusan P.IIS prodi pendidikan ekonomi.
Untuk kelas X B yang merupakan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) diberikan pada hari rabu, 24 Mei 2017 sedangkan untuk kelas
X A yang merupakan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional diberikan pada hari senin, 22 Mei
2017. Dan waktu yang diberikan kepada siswa selama 80 menit, selama 75 menit
siswa mengerjakan soal dan selama 5 menit peneliti mengucapkan terimakasih dan
salam perpisahan. Suasana selama diberikan post-test
dikelas eksperimen maupun kontrol terlihat lancar dan terkendali tanpa ada
kendala apapun. Evaluasi dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi dan
peneliti sebagai pengawas serta mengamati proses jalannya evaluasi. Evaluasi
dilakukan karena peneliti ingin melihat apakah ada pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan siswa atau hasil
belajar siswa. Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
menurut Munadi dalam Rusman (2012:124).
Dari pengamatan peneliti saat pemberian
evaluasi berupa post-test apabila
dilihat dari pendapat Munadi dalam buku Rusman (2012: 124) tentang faktor
pengaruh hasil belajar dapat diketahui sebagai berikut:
(a)
Faktor
Internal
Dalam faktor internal dikelas X B sebagai
kelas eksperimen maupun dikelas X A sebagai kelas kontrol, pada saat diamati
oleh peneliti sebagai pengawas proses evaluasi, tidak terlihat bahwa siswa
mengalami kekurangan dalam kondisi fisik seperti kesehatan organ tubuh, kondisi
psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial seperti
kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Berarti dalam penelitian ini faktor
internal tidak berpengaruh terhadap hasil belajar.
(b)
Faktor
Fisiologis
Secara umum
kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan
lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jesmai dan sebagainya. Peneliti
melihat tidak ada faktor fisilogis pada saat pelaksanaan evaluasi kedua kelas
tersebut. Jadi faktor fisiolagis tidak berpengaruh kepada hasil belajar dalam
penelitian ini.
(c)
Faktor
Psikologis
Beberpa faktor psikologis intelegensi
(IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.
Dari faktor tersebut yang mmpengaruh hasil
belajar pada penelitian ini terdapat pada intelegensi (IQ) serta daya
nalar siswa. Dari hasil pengamatan oleh peneliti pada kedua kelas memang ada
beberapa siswa yang intelegensi (IQ)
tinggi dan daya nalar yang siswa yang baik. Pada kelas eksperiman terdapat tiga
siswa dan pada kelas kontrol terdapat dua orang siswa.
(d)
Faktor
Eksternal
Faktoreksternal antara lain kesulitan
materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, Suasana lingkungan dan budaya
belajar masyarakat. Memang dari pengamatan peneliti terlihat ada dari sebagian siswa pada kelas
kontrol dan beberapa siswa kelas eksperimen kesulitan saat mengerjakan soal
karena materi terbilang sulit. Namun terlihat dari iklim tidak berpengaruh
begitupun pada Suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat.
(e)
Faktor
Lingkungan
Faktor lingkungan alam misalnya suhu,
kelembapan dan lainnya. Dari pengamaatan peniliti terlihat dikelas eksperimen
siswa konsen mengerjakan soal post-test
karena pelaksanaan evaluasi dilakukan pukul 09:00 pagi dan dikelas kontrol
siswa juga terlihat masih segar karena dilakukan pukul 07:00 pagi.
(f)
Faktor
instrumental
Jelas faktor instrumental ini
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ini dikarenakan faktor instrumental
berupa kurikulum, sarana dan guru. Dalam penelitian ini memang menggunakan
kurikulum, sarana dalam kelas serta guru sebagai penyampai materi pembalajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
3. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) Terhadap Hail Belajar Siswa Kelas X Pada Pelajaran
Ekonomi di SMA Kristen Abdi Wacana
Pontianak, dan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensioanal.
Untuk menjawab sub masalah tiga yaitu untuk mengetahui
apakah ada perbedaaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang di
ajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan yang diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional tentu menggunakan rumus perhitungan dengan
tahapan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan berbantuan
program SPSS v22.0for windows. Untuk
melihat seberapa besar efek model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
yang digunakan didalam kelas maka
perhitungan menggunakan Effect Size.
Untuk
mengetahui hipotesis yang akan diuji apakah menggunakan uji-t atau menggunakan U-Mann Whitney, data hasil belajar harus
diuji terlebih dahulu menggunakan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov (KS) berbantuan SPSS v22.0 for window. Adapun kriteria pengujian adalah apabila
signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal atau menggunakan uji-t dan
apabila signifikan < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal atau
menggunakan U-Mann Whitney. Dari
hasil penelitian menunjukan olahan SPSS
v22.0 for window dari One Sample
Kolmogrov-Smirnov Test kelas eksperimen diketahui bahwa nilai signifikansi
sebesar < 0,05 (0,001< 0,05), maka hipotesis menggunakan
uji-t.
Setelah itu peneliti mencari apakah
hasil belajar siswa homogen atau varians setiap kelas dianggap sama, maka
dilakukan uji homogenitas. Adapun kriteria pengujian adalah apabila signifikan
> 0,05 maka kedua kelas homogen dan apabila signifikan < 0,05 maka kedua
kelas tidak homogen. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa kelas ekperiman
dan kelas kontrol homogen. Olahan SPSS
v22.0 for window menunjukan signifikansi sebesar 0,029 > 0,05 atau
varians setiap kelas dianggap sama.
Selanjutya mencari perbedaan hasil
belajar siswa menggunakan uji-t (independentSamples
T test). Adapun kriteria pengujian adalah apabila signifikan > 0,05 maka
tidak ada perbedaan sedangkan apabila signifikan < 0,05 maka ada perbedaan
hasil belajar siswa. Dari hasil olahan SPSS
v22.0 for window menunjukan nilai signifikan sebesar 0,001 (0,001 <
0,05) jadi ada perbedaan hasil belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Apabila dilihat dari perbandingan
rata-rata hasil post-test yang
terdapat pada tabel 4.1 tampak bahwa rata-rata hasil post-test yang diperoleh dari kelas ekperimen lebih tinggi dari
pada kelas kontrol, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 77,47
dengan standar deviasi 5,078. Sedangkan rata-rata hasil post-test kelas kontrol adalah 74,10 dengan standar deviasi 7,754.
Kemudian
untuk melihat seberapa besar efek model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD),
maka digunakan rumus Effect Size.
Setelah dihitung menggunakan rumus Effect
Size hasil penelitian menunjukan sebesar 0,80. Sesuai kriteria yang berlaku
maka model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) termasuk berpengaruh tinggi terhadap
hasil belajar.