Friday, July 26, 2019

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN EKONOMI DI SMA KRISTEN ABDI WACANA PONTIANAK BAB V


BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
       Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Dalam proses pembelajaran di kelas X B sebelum diterapkan model pembelajaran STAD siswa kurang aktif dimana masih banyak terlihat siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru atau tidak memperhatikan guru, masih banyak siswa yang mengobrol sendiri asik berbicara di luar materi pembelajaran. Dilihat pada nilai latihan harian siswa dimana kelas X A ada 10 dari 35  siswa yang belum mencapai  KKM jika dipresentasekan sebesar 28,58%. Dikelas X B ada 6 dari 28 siswa yang belum memenuhi KKM jika dipresentsekan sebesar 21,43%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan siswa kelas X yang berjumlah 63 siswa terdapat 16 siswa yang belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 75.
2.    Penerapan model STAD lebih unggul apabila dibandingkan dengan   Pelaksanaan model pembelajaran konvensional. Unggulnya penerapan model pembelajaran STAD tampak pada tahapan belajar dalam kelompok (Teams), tahapan diskusi, serta tahap mengerjakan soal. siswa terihat lebih bekerja sama, belajar lebih rileks, aktif dan berpartisipsi, serta siswa lebih semangat dan termotivasi selama proses belajar mengajar didalam kelas. Sedangkan menggunakan model pembelajaran konvensional siswa terlihat membosankan, tidak serius, serta mudah mengantuk selama proses belajar mengajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model STAD efektif digunakan pada mata pelajaran ekonomi dengan materi indeks harga.
3.    Hasil Belajar pertemuan kedua berupa post-test sebanyak 5 soal yang sudah divalidasi. Dikelas X B (eksperimen) diberikan pada hari rabu 24 Mei 2017, dengan siswa yang mengikuti sebanyak 26 dari 28 siswa karena 2 siswa berhalangan hadir, sedangkan dikelas X A (kontrol) diberikan pada hari senin, 22 Mei 2017 dengan siswa sebanyak 32 dari 35 siswa karena 3 siswa juga berhalangan hadir. Waktu yang diberikan kepada siswa selama 80 menit dengan guru ekonomi. Selama proses siswa mengerjakan soal berlangsung, tidak ada kendala yang dihadapi oleh guru maupun siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pemberian post-test yang dikerjakan oleh siswa dengan aman, lancar, dan terkendali.
4.    Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa kelas x pada pelajaran ekonomi di Sma Kristen Abdi Wacana Pontianak, dapat diketahui setelah menghitung hasil post-test kedua kelas menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t (independent samples T Test) dengan aplikasi SPSS v22.0 for windows. Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan pada hasil belajar siswa dengan effect size tergolong tinggi sebesar 0,80. Artinya ada hubungan penerapan model STAD dengan hasil belajar siswa dan dikategorikan tinggi.
       Adapun saran yang diberikan oleh peneliti untuk pelaksanaan proses pembelajaran yang selanjutnya agar lebih baik adalah sebagai berikut:
B.       Saran
       Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti ingin memberikan beberapa saran guna meningkatkan hasil belajar dan memperbaik kualitas belajar mengajar. Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diantaranya:
1.    Saran untuk guru, model pembelajaran STAD efektif digunakan didalam kelas dengan dibuktikan pada hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang berperan aktif selama proses belajar mengajar dan membuat siswa termotivasi dan semangat dalam belajar, serta membuat siswa lebih rileks belajar maka guru lebih sering menggunakan model pembelajaran STAD dengan materi yang sesuai dimana model pembelajaran STAD cocok untuk diterapkan dan siswa lebih memahami materi yang disampaikan.
2.    Saran untuk peneliti, dilihat pada observasi untuk guru selama mengajar tidak semua terlaksanakan atau terealisasi dikarenakan waktu yang tidak cukup dan materi terlalu banyak. Oleh karena itu, apabila ingin penelitian dengan menggunakan model pembelajaran STAD diharapkan dapat memilih materi yang sesuai, dan waktu harus diperhatikan karena dengan model STAD ini banyak memakan waktu.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Adji Wahyu, Suwerli, Suratno. (2007). Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Degeng, Nyoman S.(2013). Ilmu pembelajaran. Bandung: Kalam Hidup
Dimyati  &  Mudjiono. (2010).  Belajar  dan  Pembelajaran.  Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dirjendasmen Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Eprints.uny.ac.id/9960/1/JURNAL%20ILMIAH.pdf . diakses pada tanggal  4 April  2017.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi Press FKIP Untan
Https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan. (KTSP) atau Kurikulum 2006. diakses pada tanggal 30 Maret 2017.
Huda, Miftahul (2013). Model pembelajaran dan pengajaran:  Yogyakarta. Pustaka pelajar
Istarani dan pulungan, intan. (2015). Ensiklopedia Pendidikan:  Medan: Larispa
Kurnialita Eli. (2016). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Tipe Student Teamsachievement Division Pada Pembelajaran Akuntansi Kelas X PM 1 SMK Negeri 1 Pontianak: Pontianak
Margono,  S.  (2014).  Metodologi  Penelitian  Pendidikan.   Jakarta:  PT Rineka Cipta.
Nawawi, Hadari. 2015. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press
Nana Sudjana. (2008). (Online). (http://matematika.upi.edu.diakses tanggal 27 Juni 2017).
Razi Fahrul. (2011). Strategi Pembelajaran. Pontianak: Press.  
Rusman .(2013). Model-model pembalajran. Bandung:  PT Rajagrafindo persada
Suwartono. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian  Yogyakarta : Andi
Slavin, Robert (2010). Cooperative Learning. Bandung : Nusa media
Sugiyono. (2015). Metoden Penelitian  Pendidikan  Pendekatan  Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suyadi. (2013). Libas skripsi dalam 30 hari. Jogjakarta : Diva press
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang  Mempengaruhinya. Jakata: PT Rineka Cipta.
Trianto. 2007. Model Pembalajran Terpadu. Jakarta : Prestasi Pustaka PUBLISHER. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana
Unit pembelajaran FKIP Untan. (2016). Buku Ajar Program Pengalaman Lapangan-1 (Micro Teaching). Pontianak: FKIP UNTAN.
Usman, Husaini & Setiady, Akbar, Purnomo. (2008). Pengantar Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ucu,Maolani, Rukaish. (2015) Metode  Penelitian  Pendidikan  Pendekatan. Jakarta: PT Rajagrafindo persada
Undang-Undang RI No. 20. (2003). Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:  Citra Umbara.
Pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_pendas/article/viewFile/513/305. diakses pada tanggal  4 April  2017.







SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN EKONOMI DI SMA KRISTEN ABDI WACANA PONTIANAK BAB IV


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Tempat Penelitian
1.    Gambaran Umum SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak
       SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak, yang terletak di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 52 F. Sekolah ini berdiri pada tahun 1981 atau tepatnya bulan Juli 1981. Sekolah ini dulu bernama SMA GKE namun pada tanggal 18 Agustus 1983 berubah menjadi SMA Kristen Abdi Wacana sampai sekarang ini. Perubahan ini terjadi karena adanya kerjasama Yayasan dengan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jawa Tengah. Pendirian sekolah ini merupakan satu di antara bentuk pelayanan, kesaksian, dan bentuk tanggung jawab gereja ditengah-tengah masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa terutama untuk membantu saudara-saudara dari daerah Kalimantan Barat agar bisa bersekolah di Pontianak. Dengan jumlah guru yang saat ini berjumlah 25 orang, tidak mengurungkan niat dan tekad mengajar untuk membina siswa-siswa mereka untuk tetap tekun disetiap bidang.
       SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak memiliki 9 kelas, semua kelas berada pada satu gedung yang sama yang terdiri dari dua lantai, dengan rincian sebagai berikut :
1. Kelas X berjumlah tiga kelas, terdiri dari kelas X A, X B dan X C. Kelas X berada di lantai dua.
2. Kelas XI.Kelas XI berjumlah tiga kelas, terdiri dari kelas XI IPA, XI  IPS 1 dan XI IPS 2. Kelas XI IPS 2 berada dilantai dua sekolah, sedangkan kelas XI IPA dan XI IPS 1 berada dilantai pertama sekolah.
3. Kelas XII. Kelas XII berjumlah tiga kelas, terdiri dari kelas XII IPA, XII IPS 1 dan XII IPS 2. Semua kelas XII berada dilantai pertama sekolah.
           Adapun visi dan misi SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak yaitu:
a.    VISI
       Mewujudkan sumber daya manusia yang didasari oleh Firman Tuhan dengan semangat cinta kasih, bersekutu, bersaksi, dan melayani.
b.    MISI
1.    Melaksanakan proses belajar mengajar dalam semangat cinta kasih.
2.    Menjadikan sekolah sebagai pusat kesaksian, persekutuan, dan pelayanan.
3.    Menjadikan warga sekolah yang kreatif, inovatif, dan berkembang.
4.    Memotivasi siswa untuk berkembang menempa diri sesuai talenta yang dimiliki.
5.    Mampu bersaing secara kompetitif dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
6.    Menjadikan sekolah sebagai garam dan terang
B.       Hasil Penelitian
1.    Efektifnya Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)  oleh Guru dalam Pembelajaran Ekonomi dapat Diketahui Setelah Menganalisis Hasil Observasi Dan Hasil Wawancara pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
a.    Penerapan Pembelajaran Kelas Eksperimen Menggunakan Model Pembelajaran   Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
(1) Tahap Persiapan
(a) Melaksanakan penelitian disekolah dan bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian kemudian bertemu dengan guru mata pelajaran ekonomi untuk menyampaikan maksud dan tujuan penelitian pada hari Senin, 23 Februari 2017.
(b)Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi ajar indeks harga yang sudah dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran ekonomi, Silabus, dan membuat soal essay berupa post-test beserta kunci jawaban dan pedoman penskoran yang sudah divalidasi oleh validasi ahli yaitu Dr. Endang Purwaningsih, MM dan Dr. Aminuyati, M.Si selaku dosen jurusan P.IIS prodi pendidikan ekonomi.
(c)Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal essay post-test beserta kunci jawaban yng sudah divalidasi.
(2)     Tahap pelaksanaan
       Penelitian ini dilakukan dikelas X B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 28 siswa. Proses belajar mengajar dikelas eksperimen diberi perlakuan (treatmen) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada saat menyampaikan materi indeks harga. Kelas eksperimen ini dilaksanakan dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama pelaksanaannya hari rabu, 17 mei 2017, peneliti yang bertindak sebagai pengajar atau guru menyampaikan materi pelajaran indeks harga. Sedangkan didalam kelas guru mata pelajaran ekonomi bertugas sebagai observer yang mengamati proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, peneliti memilih 10 siswa secara acak untuk diwawancarai tentang proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD). Pertemuan kedua dilakukan pada hari rabu, 24 mei 2017, yaitu memberikan soal post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa.
       Langkah –langkah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menurut Rusman (2013:215-216) sebagai berikut:
(a)   Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
(b)     Pembagian kelompok.
Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keberagaman).
(c)      Persentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.
(d)     Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim).
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi.
(e)      Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian soal posttest tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap persentasi hasil kerja masing-masing kelompok.
(f)       penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya diberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan yaitu menghitung skor individu, menghitung skor kelompok, dan pemberian hadiah kepada kelompok yang memperoleh skor tertinngi dari kelompok lainya.

b.    Data Hasil Observasi di Kelas Eksperimen
1)   Observasi
          Observasi dilakukan untuk mengetahui efektifnya penerapan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran ekonomi dengan materi indeks harga. Kelas eksperimen adalah kelas X B dengan jumlah 28 siswa. Yang melakukan observasi atau pengamatan adalah observer atau guru mata pelajaran ekonomi. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Rabu, 17 Mei 2017. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk menyampaikan materi indeks harga yang sudah dipersiapkan. Dalam situasi siswa kelas X B menerima pelajaran, guru mata pelajaran ekonomi yang bertindak sebagai observer mengamati proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang sudah di persiapkan. Setelah data diperoleh maka data akan diolah secara presentase menggunakan rumus:
presentase=
       Berikut adalah gambar histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada hari Rabu, 17 Mei 2017 terhadap guru atau peneliti yang sedang mengajar dikelas X B terdapat pada gambar 4.1 dibawah ini :

(sumber: hasil observasi penelitian).
Gambar 4.1 Histogram Hasil Pengolahan Data Lembar Observasi Terhadap Guru (Kelas Eksperimen)
       Dari gambar diatas terlihat tidak semua indikator terlaksanakan. Adapun indikator yang diamati berjumlah 12 indikator terdiri dari menyiapkan perlengkapan mengajar, menyapa dan memberi salam, mengabsen siswa, mengajak siswa berdoa sebelum belajar, memperhatikan kesiapan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi pembalajaran, membentuk kelompok secara heterogen, mempersiapkan sebuah model pembelajaran, membagi siswa ke dalam kelompok, memberikan penghargaan, mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberi salam. Dari indikator tersebut hanya 11 indikator yang terlaksanakan jika di presentasekan sebesar 91,6 % dan 1 indikator yang tidak terlaksanakan yaitu pemberian penghargaan dikarenakan waktu yang tidak cukup jika dipresentasekan sebesar 8,4%.. Berikutnya adalah gambar histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada hari Rabu, 17 Mei 2017 terhadap siswa kelas X B dengan jumlah 28 siswa.
sumber: hasil observasi penelitian)

Gambar 4.2 Histogram Hasil Pengolahan Data Lembar observasi Kelas X B (Kelas Eksperimen).

       Dari observasi/pengamatan yang dilakukan kepada siswa terdapat lima indikator yang diamati yaitu menyukai pelajaran, menarik perhatian siswa, memberikan semangat dan motivasi belajar, mengefektifkan proses belajar mengajar, menangkap dan menyimak pelajaran. Hasil olahan data observasi pada gambar diatas terlihat pada indikator “menyukai pelajaran” semua siswa kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa menyukai pelajaran jika dipresentasekan sebesar 100%, pada indikator “menarik perhatian siswa” hanya 16 dari 28 siswa yang melakukannya jika dipresentsekan sebesar 57,15%, pada indikator “memberikan semangat dan motivasi belajar” juga hanya 16 dari 28 siswa yang melakukannya jika dipersentasekan sebesar 57,15% , pada indikator “mengefektifkan proses belajar mengajar” hanya 17 dari 28 siswa yang melakukannya jika dipersentasekan sebesar 60,72%, dan pada indikator “menangkap dan menyimak pelajaran” semua siswa melakukanya jika dipersentasekan sebesar 100%.
       Dari kedua observasi diatas, hasil observasi pelaksanaan untuk guru pada kelas eksperimen dalam penggunaan model pembelajaran koopertif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) tidak sepenuhnya efektif didalam kelas dilihat pada gambar 4.1, indikator yang terlaksanakan hanya 91,6% itu dikarenakan waktu yang kurang cukup, adapun indikator yang tidak tercapai/terlaksanakan yaitu pemberian penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi. Tetapi hasil observasi pada siswa yang dapat dilihat pada gambar 4.2 untuk indikator “menyukai pelajaran” semua siswa menyukai pelajaran ekonomi jika dipersentasekan sebesar 100% itu dikarenakan dengan pelaksanaan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Student Teams Achievement Division (STAD)­­­ siswa lebih aktif dan cepat tanggap dalam proses pembelajaran didalam kelas, pada indikator “menarik perhatian siswa” dalam menerima pelajaran sebanyak 57.15% atau 16 orang siswa yang banyak mengeluarkan pendapatnya untuk menjawab pertanyaan, pada indikator “memberi semangat dan motivasi belajar” yang melakukannya sebanyak 57,15% atau 16 orang siswa juga yang memotivasi siswa, pada indikator “mengefektifkan proses belajar mengajar” siswa yag melakukannya sebanyak 60,72% atau 17 siswa, pada indikator “menangkap dan menyimak pelajaran” sebanyak 100% itu dikarenakan siswa lebih mudah memahami setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
2)   Hasil Wawancara
       Wawancara dilakukan pada saat jam pelajaran berakhir. Pelaksanaan wawancara adalah pada pertemuan pertama untuk kelas eksperimen yakni hari Rabu, 17 Mei 2017 dengan memilih 10 siswa secara acak untuk mewakili seluruh siswa. Setiap pertanyaan demi pertanyaan dijawab oleh siswa sesuai dengan kenyataan, jujur, dan apa adanya. 10 siswa yang diwawancarai mengatakan dengan pelaksanaan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) mereka semua menyukai materi yang disampaikan guru didalam kelas, dan mereka juga mengatakan dengan pelaksanaan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat mengefektifkan proses pembelajaran didalam kelas, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat menarik perhatian siswa, Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) juga memberikan semangat dan motivasi belajar serta siswa dapat menangkap serta menyimak pelajaran setelah materi pelajaran tentang indeks harga dijelaskan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Jawaban-jawaban atas pertanyaan siswa tersebut dapat dilihat pada lembar lampiran. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional.
(1) Tahap Persiapan
(a) Melaksanakan penelitian disekolah dan bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian kemudian bertemu dengan guru mata pelajaran ekonomi untuk menyampaikan maksud dan tujuan penelitian pada hari Senin, 23 Februari 2017.
(b)Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran, Silabus, Materi Ajar, dan membuat soal essay berupa post-test beserta kunci jawaban dan pedoman penskoran yang sudah divalidasi oleh validasi ahli yaitu Dr. Endang Purwaningsih, MM dan Dr. Aminuyati, M.Si selaku dosen jurusan P.IIS prodi pendidikan ekonomi.
(c) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi,  pedoman wawancara, dan soal essay post-test beserta kunci jawaban yng sudah divalidasi.
(2)     Tahap pelaksanaan
       Penelitian ini dilakukan dikelas X  A sebagai kelas kontrol dengan jumlah 35 siswa. Proses belajar mengajar dikelas kontrol tidak diberi perlakuan (treatmen) atau menggunakan model pembelajaan Konvensional pada saat menyampaikan materi indeks harga. Pada kelas kontrol ini dilaksanakan dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama pelaksanaannya hari Senin, 15 mei 2017, peneliti yang bertindak sebagai pengajar atau guru menyampaikan materi pelajaran indeks harga. Sedangkan didalam kelas guru mata pelajaran ekonomi bertugas sebagai observer yang mengamati proses belajar mengajar. Setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, peneliti memilih 10 siswa secara acak untuk diwawancarai tentang proses belajar mengajar. Pertemuan kedua pada hari Senin, 22 Mei 2017, guru memberi soal post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa.
c.         Data Hasil Observasi di Kelas Kontrol
1)   Observasi
       Observasi dilakukan untuk mengetahui efektifnya pelaksanaan penggunaan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran ekonomi di kelas kontrol yaitu kelas X A  dengan jumlah 35 siswa, yang melakukan observasi atau pengamatan adalah observer atau guru mata pelajaran ekonomi. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin, 15 Mei 2017. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensionaluntuk menyampaikan materi indeks harga yang sudah dipersiapkan. Dalam situasi siswa kelas X A menerima pelajaran, guru mata pelajaran ekonomi yang bertindak sebagai observer mengamati proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang sudah di persiapkan. Setelah data diperoleh maka data akan diolah secara presentase menggunakan rumus :
  
presentase  =      
      
       Berikut adalah gambar histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada hari Senin, 15 Mei 2016 terhadap guru  yang sedang mengajar dikelas X A.
(sumber: hasil observasi penelitian)

Gambar 4.3 Histogram hasil pengolahan data lembar observasi terhadap guru (kelas kontrol).
       Dari gambar diatas terlihat semua indikator terlaksanakan. Adapun indikator yang diamati berjumlah 12 indikator terdiri dari menyiapkan perlengkapan pembelajaran, menyapa dan memberi salam, mengabsen siswa mengajak siswa berdoa sebelum belajar, memperhatikan kesiapan siswa menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran, memberi contoh dari materi pelajaran, mempersiapkan soal latihan dari materi pelajaran, mengarahkan siswa mengerjakan soal latihan, menyimpukan materi pelajaran, mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan salam. Dari 12 indikator tersebut semuanya terlaksanakan jika di presentasekan sebesar 100%.
       Berikutnya adalah gambar histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada hari Senin, 15 Mei 2017 terhadap siswa kelas X A dengan jumlah 35 siswa dapat dilihat pada gamar 4.4.
(sumber: hasil observasi penelitian)
Gambar 4.4 Histogram hasil pengolahan data lembar observasi kelas X A (kelas kontrol).
       Dari observasi atau pengamatan yang dilakukan kepada siswa terdapat lima indikator yang diamati yaitu menyukai pelajaran, menarik perhatian siswa, memberikan semangat dan motivasi belajar, mengefektifkan proses belajar mengajar, menangkap dan menyimak pelajaran. Dari hasil olahan data pada gambar 4.4 terlihat pada indikator “menyukai pelajaran” hanya 19 dari 35 siswa menyukai pelajaran jika dipresentasekan sebesar 54,30%, pada indikator “menarik perhatian siswa” hanya 9 dari 35 siswa yang melakukannya jika dipresentsekan sebesar 25,80%, pada indikator “memberikan semangat dan motivasi belajar” hanya 7 dari 35 siswa yang melakukannya jika dipersentasekan sebesar 20%, pada indikator “mengefektifkan proses belajar mengajar” hanya 10 dari 35 siswa yang melakukannya jika dipersentasekan sebesar 28,60%, dan pada indikator “menangkap dan menyimak pelajaran” hanya 19 dari 35 siswa melakukanya jika dipersentasekan sebesar 54,30%.
       Dari kedua observasi diatas, hasil observasi pelaksanaan untuk guru pada kelas kontrol dalam penggunaan model pembelajaran konvensional sepenuhnya terlaksanakan didalam kelas atau 100% dilihat pada gambar 4.3. Tetapi hasil observasi pada siswa yang dapat dilihat pada gambar 4.4 untuk indikator “menyukai pelajaran” hanya 54,30% yang menyukai pelajaran dikarenakan tidak semua siswa memperhatikan karena ada yang mengantuk saat guru menjelaskan, pada indikator “menarik perhatian siswa” dalam menerima pelajaran sebanyak 25,80%  atau orang siswa yang mengeluarkan pendapatnya untuk menjawab pertanyaan, pada indikator “memberi semangat dan motivasi belajar” yang melakukannya sebanyak 20% atau 7 orang siswa saja yang memotivasi siswa, pada indikator “mengefektifkan proses belajar mengajar” siswa yang melakukannya sebanyak 28,60% atau 10 siswa, pada indikator “menangkap dan menyimak pelajaran” sebanyak 54,30% atau hanya 19 siswa itu dikarenakan siswa yang merasa ngantuk dan bosan.
2)   Analisis Perbandingan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
       Hasil observasi dan hasil wawancara pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan hasil observasi pada kelas kontrol tanpa menggunakan perlakuan atau hanya menggunakan media konvensional dapat diketahui setelah menganalisis perbandingan, sebagai berikut:
(1)  Hasil Observasi
Perbandingan hasil observasi yang sudah dilakukan dikelas X B sebagai kelas eksperimen dan X A sebagai kelas kontrol dapat diketahui dari grafik batang atau histogram.
       Berikut adalah perbandingan histogram untuk pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas X B (eksperimen) dan X A (kontrol).
(sumber: hasil observasi penelitian)

Gambar 4.5 Perbandingn Histogram Hasil Pengolahan Data Lembar Observasi Terhadap Guru.

       Dalam gambar 4.5 terlihat aspek pengamatan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan guru di dalam kelas X A (kontrol) yaitu 100% yang terlaksanakan sedangkan yang tidak terlaksanakan 0%. Sedangkan pelaksanaan kegiatan dikelas B (eksperimen) yaitu 91,6% yang terlaksanakan sedangkan yang tidak terlaksanakan adalah 8,4% tidak terlaksananya semua indikator pada kelas X B (eksperimen) dikarenakan waktu yang tidak cukup, adapun indikator yang tidak terlaksanakan adalah pemberian penghargaan kepada kelompok memperoleh skor tertinggi.Berikutnya adalah perbandingan histogram hasil pengolahan data lembar observasi yang dilakukan oleh observer dikelas X B (eksperimen) dan X A (kontrol).
(sumber:hasil observasi penelitian 2017)

Gambar 4.6 Perbandingan Histogram Hasil Pengolahan Data Lembar Observasi Kelas X B (Eksperimen) Dan X A (Kelas Kontrol).

       Berdasarkan gambar 4.6 terlihat aspek pengamatan di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional, siswa yang menyukai pelajaran adalah sebanyak 54,30%. Sedangkan aspek pengamatan di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD, siswa yang menyukai pelajaran adalah sebanyak 100%. Aspek pengamatan berikutnya adalah menarik perhatian siswa, dikelas kontrol sebanyak 25,80% sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 57,15%. Aspek pengamatan berikutnya, yaitu memberikan semangat dan motivasi belajar, di kelas kontrol sebanyak 20% sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 57,15%. Aspek pengamatan selanjutnya, mengefektifkan proses belajar mengajar, di kelas kontrol sebanyak 28,60% sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 60,72%. Selanjutnya aspek pengamatan siswa menangkap dan menyimak pelajaran, dikelas kontrol sebanyak 54,30% sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 100%.
       Setelah melihat perbandingan dari kelima aspek pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa, semua aspek pengamatan menunjukan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) presentasinya selalu diatas kelas kontrol. Aspek pengamatan siswa menyukai pelajaran sebanyak 45,70% selisih antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Menarik perhatian siswa sebanyak 31,35% selisih antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Memberikan semangat dan motivasi sebanyak 37,15% selisih antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Mengefektifkan proses belajar mengajar sebanyak 32,16% selisih antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Menangkap dan menyimak pelajaran sebanyak 45,70% selisih antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
       Jadi perbandingan pada aspek pengamatan diatas menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) baik diterapkan didalam kelas pada mata pelajaran ekonomi dengan materi indeks harga. Walaupun observasi pada guru yang menggunakan model pembelajaran konvensioanal semua indikatornya terlaksanakan namun selama kegiatan proses belajar mengajar banyak siswa yang tidak memperhatikan, dengan alasan, capek, bosan dan mengantuk dan hanya sedikit siswa yang benar-benar memperhatikan dilihat pada observasi terhadap siswa menggunakan model pembelajaran konvensional. Dan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) tidak semua indikatornya terlaksanakan dikarenakan waktu yang tidak cukup adapun indikator yang tidak terlaksanakan hanya pemberian penghargaan kepada kelompok yang telah memperoleh nilai tertinggi dan tidak berpengaruh kepada proses pembelajaran, tetapi dilihat pada observasi terhadap siswa, semua siswa menyukai pelajaran serta menyimak dan menangkap pelajaran, siswa lebih aktif, memberi semangat dan motivasi serta menarik perhatian siswa sehingga siswa lain ikut turut aktif selama proses belajar mengajar.
(2)         Hasil Wawancara Terhadap Siswa Kelas X A Dan X B
       Peneliti melakukan wawancara kepada perwakilan kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing 10 siswa. Setelah memperoleh data mengenai perbandingan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang peneliti terapkan pada siswa kelas X B, rata-rata siswa mengatakan bahwa mereka menyukai pelajaran, termotivasi dan bersemangat untuk belajar serta dapat menangkap dan menyimak pelajaran dengan baik. Selain itu, penggunan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)lebih efektif diterapkan di dalam kelas dilihat dari sisi aktifnya siswa didalam kelas. Dan yang paling penting adalah hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebaliknya, ketika peneliti melakukan wawancara dengan 10 siswa perwakilan kelas X A, sebagian dari mereka mengatakan jenuh dan bosan dengan pengajaran menggunakan cara-cara lama seperti mencatat di papan tulis, mendikte, dan lain sebagainya. Namun masih banyak juga dari para siswa menyukai penyampaian materi pelajaran dengan cara-cara lama (konvensional) tersebut karena sudah terbiasa, nyaman dan mudah untuk diterapkan.
2.    Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak
       Latihan soal (posttest) diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa post-test yang berjumlah 5 soal dengan materi indeks harga yang sudah divalidasi oleh validasi ahli yaitu Dr. Endang Purwaningsih, MM dan Dr. Aminuyati, M.Si selaku dosen jurusan P.IIS prodi pendidikan ekonomi. Adapun yang perlu dievaluasi adalah dua kelas, yaitu kelas X B (kelas eksperimen) diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sedangkan kelas X A (kelas kontrol) tidak diberikan perlakuan atau menggunakan model pembelajaran konvensional.
a.    Evaluasi ( pemberian posttetst ) untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai tentang materi yang diajarkan menggunakan model STAD atau  kelas X B.
       Evaluasi (posttest) pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan kedua yakni pada hari rabu, 24 Mei 2017 yaitu dengan memberikan tes berupa soal essay atau post-test pada mata pelajaran ekonomi indeks harga. Adapun siswa yang hadir dalam pemberian post-test dikelas X B yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berjumlah 26 siswa dari keseluruhan yang berjumlah 28 siswa, jadi ada 2 siswa yang tidak dikarenakan berhalangan masuk sekolah pada hari pemberian tes. Suasana pada saat siswa mengerjakan post-test berjalan dengan lancar.
      Selama  tes berlangsung guru ekonomi yaitu Lidya, S.E yang mengawasi dengan waktu selama 80 menit, namun yang diberikan untuk mengerjakan soal tes selama 75 menit dan sisa waktu 5 menit peneliti menyampaikan ucapan terimakasih dan salam perpisahan.
       Dalam penelitian ini yang terdiri dari dua kelas X B (Eksperimen) sedangkan kelas pembanding yaitu X A (Kontrol). Penelitian terhadap dua kelas tersebut ada beberapa hal yang sama yaitu :
1.    Guru nya sama-sama mengajar di kelas X A dan X B
2.    Materinya sama-sama yaitu indeks harga
3.    Sama-sama kelas X
4.    Soal posttest sama
5.    Jadwal nya sama-sama jam pelajaran pertama dari jam 07.00-09.30 di hari yang berbeda X A hari senin sedangkan X B hari Rabu.
       Setelah siswa menyelesaikan tes yang diberikan tahap selanjutnya peneliti mengoreksi untuk melihat hasil belajar siswa dan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil Nilai Post-Test Siswa Kelas X B
Kelas Ekperimen  (Model Pembelajaran STAD)
No
Kode
SKOR

Siswa
Post Test
Keterangan
1
E1
80
Tuntas
2
E2
80
Tuntas
3
E3
77
Tuntas
4
E4
85
Tuntas
5
E5
80
Tuntas
6
E6
77
Tuntas
7
E7
74
Tidak Tuntas
8
E8
80
Tuntas
9
E9
75
Tuntas
10
E10
77
Tuntas
11
E11
77
Tuntas
12
E12
75
Tuntas
13
E13
74
Tidak Tuntas
14
E14
75
Tuntas
15
E15
77
Tuntas
16
E16
80
Tuntas
17
E17
74
Tidak Tuntas
18
E18
80
Tuntas
19
E19
75
Tuntas
20
E20
70
Tidak Tuntas
21
E21
80
Tuntas
22
E22
76
Tuntas
23
E23
70
Tidak Tuntas
24
E24
65
Tidak Tuntas
25
E25
85
Tuntas
26
E26
90
Tuntas
Jumlah
2008
Rata-Rata
77,23

       Evaluasi kelas X A dengan menggunakan model pembelajaran konvensinal. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan pada pertemuan kedua yakni pada hari Senin, 22 Mei 2017 yaitu dengan memberikan tes berupa soal essay atau post-test pada mata pelajaran ekonomi dengan indeks harga.
Tabel 4.2 Hasil Nilai Post-Test Siswa
Kelas Kontrol (Model Pembelajaran Konvensional)
No
Kode
SKOR
Siswa
Post Test
Keterangan
1
K1
75
Tuntas
2
K2
76
Tuntas
3
K3
70
Tidak Tuntas
4
K4
72
Tidak Tuntas
5
K5
77
Tuntas
6
K6
75
Tuntas
7
K7
70
Tidak Tuntas
8
K8
75
Tuntas
9
K9
70
Tidak Tuntas
10
K10
77
Tuntas
11
K11
70
Tidak Tuntas
12
K12
75
Tuntas
13
K13
60
Tidak Tuntas
14
K14
75
Tuntas
15
K15
70
Tidak Tuntas
16
K16
75
Tuntas
17
K17
75
Tuntas
18
K18
80
Tuntas
19
K19
75
Tuntas
20
K20
65
Tidak Tuntas
21
K21
50
Tidak Tuntas
22
K22
45
Tidak Tuntas
23
K23
70
Tidak Tuntas
24
K24
80
Tuntas
25
K25
65
Tidak Tuntas
26
K26
75
Tuntas
27
K27
68
Tidak Tuntas
28
K28
75
Tuntas
29
K29
70
Tidak Tuntas
30
K30
72
Tidak Tuntas
Tabel Sambungan
TABEL 4.2 Sambungan
31
K31
80
Tuntas
32
K32
65
Tidak Tuntas
Jumlah
2272
Rata-Rata
71,00

3.    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensioanal.
      Perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan materi indeks harga yang diajarkan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional, peneliti mengolah data hasil belajar siswa terdahulu. Jika dilihat dari perbandingan rata-rata hasil post-test siswa yang telah didapat dikelas eksperimen dan kelas kontrol secara ringkas dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel4.3 Rata-Rata Hasil Post Test Siswa dan Ketuntasan Belajar Siswa
                       
              Keterangan
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Rata-rata
77,23
71,00
Standar Deviasi
5,078
7,754
Banyaknya siswa yang tuntas
20
17
Persentase banyaknya siswa yang tuntas
76,93 %
53,12%








(Sumber: Olahan Penelitian 2017)

       Apabila dilihat dari perbandingan rata-rata hasil post-test yang terdapat pada tabel 4.3 tampak bahwa rata-rata hasil post-test yang diperoleh dari kelas ekperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 77,23 dengan standar deviasi 5,078. Sedangkan rata-rata hasil post-test kelas kontrol adalah 71,00 dengan standar deviasi 7,754.
       Setelah melihat rata-rata hasil post-test selanjutnya mencari apakah ada perbedaan atau tidak hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional, untuk itu akan diuji hipotesisnya. Hipotesis dapat diuji menggunakan dua rumus yaitu Uji-t atau U-Mann Whitney.Maka dari pada itu data hasil belajar harus diuji terlebih dahulu menggunakan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov (KS) berbantuan program SPSS v22.0 for window. Setelah diketahui apabila data hasil belajar siswa berdistribusi normal maka hipotesis menggunakan uji-t, apabila data hasil belajar siswa tidak berdistribusi normal maka hipotesis menggunakan U-Mann Whitney.
(1)Uji normalitas hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
       Uji normalitas distribusi hasil post-test digunakan rumus kolmogorov-smirnov (KS) menggunakan SPSS 22.0 for windows. Berikut kriteria pengujian:
(a)      Jika sig > 0,05 maka data berdistribusi normal
(b)     Jika sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Wiratna Sujarweni (2015:55).


Tabel 4.4 UjiNormalitas Data Hasil Post-Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kontrol
eksperimen
N
32
26
Normal Parametersa,b
Mean
71.00
77.23
Std. Deviation
7.754
5.078
Most Extreme Differences
Absolute
.230
.177
Positive
.126
.177
Negative
-.230
-.147
Kolmogorov-Smirnov Z
1.301
.904
Asymp. Sig. (2-tailed)
.068
.387
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.














(Sumber: DataOlahan SPSS 22.0 for windows 2017)

       Berdasarkan perhitungan olahan SPSS 22.0 for windows dari One Sample Kolmogorov Smirnov Test kelas eksperimen diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar sebesar 0,387. Jadi kesimpulan data berdistribusi normal (0,387> 0,05) maka hipotesis menggunakan uji-t.
(2)Uji Homogenitas post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
        Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil post-test homogen atau varians setiap kelas dianggap sama. Maka dilakukan perhitungan berbantuan SPSS v22.0 for Window. Adapun kriteria pengambilan keputusan yaitu:
(a) Jika signifikansi > 0,05 maka varian hasil post-test kelas eksperimen dan kontrol tidak sama.
(b)Jika signifikansi < 0,05 maka varian hasil post-test kelas eksperimen dan kontrol sama. Duwi Priyanto, (2014:84)
 Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4. 5 berikut ini :
Tabel 4.5 Homogenitas Varian Nilai
Test of Homogeneity of Variances
eksperimen 
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
3.563
4
16
.029



(sumber: Data olahan SPSS v22.0 for window 2017)
 


       Berdasarkan hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel menggunakan SPSS v22.0 for Windows diketahui bahwa 0,029 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut homogen.
(3)Uji hipotesis hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
       Setelah nilai berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya menguji hipotesis menggunakan uji-t (independent amples T Test) pada SPSS v22.0 for window. Adapun hipotesis yang akan di uji yaitu:
Ho       : Tidak ada perbedaan nilai post-test kelas eksperimen dan kontrol.
Ha        : Ada perbedaan nilai post-test kelas eksperimen dan kontrol.
Adapun syarat pengujian hipotesis ini yaitu:
(a)      Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima.
(b)     Jika –thitung ≤ –ttabel atau thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak.
       Berdasarkan signifikansi
(a)      Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
(b)     Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. (Wiratna Sujarweni, 2015: 99).

       Berikut adalah hasil dari proses uji-t yang menggunakan SPSS v22.0 for window:
Tabel 4.6 Uji – T program SPSS
roup Statistics

Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Smash kedeng
Kontrol
32
71.0000
7.75429
1.37078
eksperimen
26
77.2308
5.07786
.99585






Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
 Sig.
 (2-tailed)
Mean Difference
Std.Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Skor
Equal variances
assumed
1.895
.174
-3.526
56
.001
-6.23077
1.76716
-9.77081
-2.69073
Equal variances
not assumed


-3.677
53.781
.001
-6.23077
1.69433
-9.62801
-2.83353
 (sumber: Data olahan SPSS 22.0 2017)
       Dari output  didapatkan nilai signifikansi (Sig 2-tailed) adalah 0,001. Nilai signifikansi < 0,05 (0,001< 0,05), dilihat dari kriteria maka ada perbedaan hasil nilai post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
       Diketahui bahwa adanya perbedaan hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol maka Ho ditolak dan Ha diterima. Setelah mengetahui adanya perbedaan maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi hasil post-testnya dari pada kelas kontrol, dimana kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Tingginya nilai post-test kelas eksperimen dikarena siswa cepat tanggap menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta selama kegiatan belajar pembelajaran siswa turut aktif dikelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol sehingga mereka lebih memahami materi yang disampaikan guru didalam kelas.
       Kemudian setelah diketahui ada perbedaan hasil nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan rumus effect size.
  Rumus:
       Berdasarkan hasil post-test siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol, diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 77,23 , skor rata-rata kelas kontrol sebesar 71,00 dan standar deviasi kelas kontrol 7,754. Dengan demikian diperoleh :
ES =  77,23 – 71,00
7,754

ES =  0,80
       Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai effect size sebesar 0,80. Maka berdasarkan kriteria yang berlaku nilai effect size termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) cukup besar terhadap hasil belajar.
C.      Pembahasan
1.    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak.
       Darmawan (2013: 226) mengatakan, “penelitian eksperimen kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan, tindakan, treatment  pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain”.  Kelas X B merupakan kelas yang dipilih peneliti sebagai kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dipilihnya kelas X B karena dilihat dari nilai pada latihan yang diberikan oleh guru ekonomi menunjukan bahwa rata-rata nilai siswa kelas X B lebih rendah dibandingkankan kelas X A. Maka dari itu peneliti ingin memberikan perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) guna untuk melihat pengaruh pemberian perlakuan ini terhadap hasil belajar siswa.
       Karakteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya kelas kontrol. Darmawan (2013: 229) mengatakan, “kontrol merupakan kondisi pembanding eksperimen, sedangkan eksperimen merupakan kondisi yang variabel-variabelnya dimanipulasi”. Selanjutnya Darmadi (2013: 218) mengungkapkan, “kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat”. Kelas X A merupakan kelas yang dipilih peneliti sebagai kelas kontrol. Kelompok yang tidak dimanipulasi untuk membandingkan kelas eksperimen atau mengontrol kondisi penelitian (variabel bebas) agar variabel terikatnya benar-benar diakibatkan oleh adanya variabel bebas tersebut. Dengan adanya kelas kontrol dalam penelitian ini, maka dapat menunjukan hasil penelitian yang dilakukan peneliti secara meyakinkan.
       Pelaksanaan belajar mengajar dikelas X B yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perlengkapan mengajar, menyapa dan memberi salam, mengabsen siswa, mengajak siswa berdoa sebelum belajar, memperhatikan kesiapan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi pembalajaran, membentuk kelompok secara heterogen, mempersiapkan sebuah diskuai kelompok, membagi siswa kelompok, memberikan penghargaan, mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucap  salam. Sedangkan pelaksanaan belajar mengajar dikelas X A yang menggunakan model pembelajaran konvensional terdiri dari tahapan-tahapan yaitu menyiapkan perlengkapan pembelajaran, menyapa dan memberi salam, mengabsen siswa mengajak siswa berdoa sebelum belajar, memperhatikan kesiapan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran, memberi contoh dari materi pelajaran, mempersiapkan soal latihan dari materi pelajaran, mengarahkan siswa mengerjakan soal latihan, menyimpukan materi pelajaran, mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan salam.
       Dilihat dari hasil penelitian untuk observasi guru untuk model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dikelas X B menunjukan tidak semua tahapan terlaksanakan selama proses belajar mengajar, apa bila dipersenkan sebesar 91,6 % itu dikarena waktu yang kurang cukup. Sedangkan hasil penelitian observasi guru menggunakan model pembelajaran konvensional dikelas X B, menunjukan semua tahapan terlaksanakan apabila dipersenkan sebesar 100%. Namun dilihat dari observasi untuk siswa yang terdiri dari 5 indikator yaitu Menyukai pelajaran, Menarik perhatian siswa, Memberikan semangat dan motivasi, Mengefektifkan proses belajar mengajar, menangkap dan menyimak pelajaran, menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif  tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pada menggunakan model pembelajaran konvensional. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Perbandingan Pelaksanaan Menggunakan Model Pembelajaran STAD Dan Konvensional Observasi  Terhadap Siswa






Menyukai pelajaran
Menarik perhatian siswa
Memberikan semangat dan motivasi
Mengefektifkan proses belajar mengajar
Menangkap dan menyimak pelajaran
siswa
%
siswa
%
siswa
%
siswa
%
siswa
%
Model pembelajaran STAD

28

100

16

57,15

16

57,15

17

60,72

28

100
Model pembelajaran konvensionl

19

54,30

9

25,80

7

20

10

28,60

19

54,30
(sumber: Data olahan 2017)
       Dari tabel 4.7 tersebut menunjukan pelaksanaan model pembelajaran konvensional kurang efektif apabila dibandingkan dengan  pelaksanaan  menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), meskipun pada observasi guru semua indikatornya terlaksanakan, tetapi dilihat pada observasi siswa pada indikator “menyukai pelajaran” hanya 13 orang saja yang menyukai pelajaran ekonomi, pada indikator “menarik perhatian siswa” dan “memberikan semangat dan motivasi belajar” hanya 6 dan 5 siswa saja yang berpartisipasi selama kegiatan belajar mengajar, pada indikator “mengefektifkan proses belajar mengajar” hanya 7 siswa mengefektifkan proses belajar mengajar dan 13 siswa saja “menangkap dan menyimak pelajaran” selama proses belajar mengajar. Ketidak efektifnya model pembelajaran konvensional diketahui setelah 10 siswa yang dipilih secara acak diwawancarai, dan hasil wawancara membuktikan sebagian siswa mengatakan tidak menyukai pelajaran, bosan dan menjadi mengantuk saat diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional, hanya sebagian saja yang mengatakan suka menggunakan model pembelajaran konvensional karena terbiasa diajarkan menggunakan model yang hanya mengandalkan penjelasan guru tanpa siswa berperan aktif.
       Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat dikatakan efektif didalam kelas, dilihat pada observasi siswa pada indikator “menyukai pelajaran” semua siswa menyukai pelajaran setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), pada indikator “menarik perhatian siswa” dan “memberikan semangat dan motivasi belajar” terdapat 13 siswa yang berpartisipasi selama proses belajar mengajar, pada indikator “mengefektifkan proses belajar mengajar” ada 17 siswa ikut mengefektifkan proses belajar mengajar dan semua siswa “menangkap dan menyimak pelajaran” setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Hasil wawacara yang dipilih secara acak sebanyak 10 orang pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) semuanya mengatakan menyukai pelajaran serta mengefektifkan proses belajar dalam kelas dan memberi motivasi serta semangat belajar. Efektifnya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan materi ayat jurnal penyesuaian tampak pada tahapan belajar dalam kelompok, tahapan diskusi. Adapun pada tahap belajar dalam kelompok siswa terlihat lebih bekerja sama, belajar bersama dan memecakan masalah bersama-sama, pada tahapan permainan suasana belajar siwa lebih rileks sehingga selama proses belajar mengajar tidak terasa membosankan, dan pada tahapan pertandingan siswa terlihat aktif dan berpartisipasi untuk berlomba menjawab pertanyaan yang sudah disediakan oleh guru sehingga siswa tampak semangat dan termotivasi selama proses belajar mengajar.
       Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan pada kelas X B yang diberikan perlakuan sebagai kelas eksperimen yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini memang ada keunggulan dan kekurangan selama proses belajar didalam kelas. Keunggulan model pembelajaran STAD, sebagai berikut:
a.    Mengembangkan  serta  menggunakan  keterampilan  berpikir  kritis  dan kerjasama kelompok.
b.    Menyuburkan  hubungan  antar  pribadi  yang  positif  di  antara  siswa  yang berasal dari keadaan ekonomi yang berbeda.
c.    Menerapkan bimbingan oleh teman.
d.    Memberikan motivasi siswa untuk dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mengusai materi
       Dari ke empat keunggulan diatas, selama penelitian hanya terdapat pada kunggulan pertama dan keempat saja karena pada keunggulan kedua dan ketiga tidak dapat dilihat hanya sekali pertemuan sedangkan penelitian menggunakan model pembelajaran ini hanya sekali diterapkan.
       Adapun kelemahan pengggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eli Kurnialita (2016: 22)  adalah sebagai berkut:
a.    Siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan merasa minder berkerja sama dengan teman-teman yang lebih mampu.
b.    Terjadi situasi kelas yang gaduh singga siswa tidak dapat bekerja secara efektif dalam kelompok.
c.    Pemborosan waktu.
       Dari ke tiga kekurangan diatas, apabila dihubungkan pada saat penelitian yang sangat menonjol yaitu kekurangan bagian pertama karena terlalu banyak membuang waktu siswa guru akan ketinggalan materi jika dalam diskudi tidak berjalan sesuai dengan rencana.
2.    Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
       Sub masalah kedua adalah bagaimana hasil dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMAK Abdi Wacana Pontianak?. Dari hasil penelitian bahwa evaluasi dilakukan pada pertemuan kedua pada masing-masing kelas berupa soal post-test yang sama yang sudah di validasi oleh validasi ahli yaitu Dr. Endang Purwaningsih, MM dan Dr. Aminuyati, M.Si selaku dosen jurusan P.IIS prodi pendidikan ekonomi. Untuk kelas X B yang merupakan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diberikan pada hari rabu, 24 Mei 2017 sedangkan untuk kelas X  A yang merupakan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional diberikan pada hari senin, 22 Mei 2017. Dan waktu yang diberikan kepada siswa selama 80 menit, selama 75 menit siswa mengerjakan soal dan selama 5 menit peneliti mengucapkan terimakasih dan salam perpisahan. Suasana selama diberikan post-test dikelas eksperimen maupun kontrol terlihat lancar dan terkendali tanpa ada kendala apapun. Evaluasi dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi dan peneliti sebagai pengawas serta mengamati proses jalannya evaluasi. Evaluasi dilakukan karena peneliti ingin melihat apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan siswa atau hasil belajar siswa. Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi dalam Rusman (2012:124).
       Dari pengamatan peneliti saat pemberian evaluasi berupa post-test apabila dilihat dari pendapat Munadi dalam buku Rusman (2012: 124) tentang faktor pengaruh hasil belajar dapat diketahui sebagai berikut:
(a)      Faktor Internal
   Dalam faktor internal dikelas X B sebagai kelas eksperimen maupun dikelas X A sebagai kelas kontrol, pada saat diamati oleh peneliti sebagai pengawas proses evaluasi, tidak terlihat bahwa siswa mengalami kekurangan dalam kondisi fisik seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Berarti dalam penelitian ini faktor internal tidak berpengaruh terhadap hasil belajar.
(b)     Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jesmai dan sebagainya. Peneliti melihat tidak ada faktor fisilogis pada saat pelaksanaan evaluasi kedua kelas tersebut. Jadi faktor fisiolagis tidak berpengaruh kepada hasil belajar dalam penelitian ini.
(c)      Faktor Psikologis
       Beberpa faktor psikologis intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa. Dari faktor tersebut yang mmpengaruh hasil  belajar pada penelitian ini terdapat pada intelegensi (IQ) serta daya nalar siswa. Dari hasil pengamatan oleh peneliti pada kedua kelas memang ada beberapa siswa yang  intelegensi (IQ) tinggi dan daya nalar yang siswa yang baik. Pada kelas eksperiman terdapat tiga siswa dan pada kelas kontrol terdapat dua orang siswa.
(d)     Faktor Eksternal
Faktoreksternal antara lain kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, Suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat. Memang dari pengamatan peneliti  terlihat ada dari sebagian siswa pada kelas kontrol dan beberapa siswa kelas eksperimen kesulitan saat mengerjakan soal karena materi terbilang sulit. Namun terlihat dari iklim tidak berpengaruh begitupun pada Suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat.
(e)      Faktor Lingkungan
      Faktor lingkungan alam misalnya suhu, kelembapan dan lainnya. Dari pengamaatan peniliti terlihat dikelas eksperimen siswa konsen mengerjakan soal post-test karena pelaksanaan evaluasi dilakukan pukul 09:00 pagi dan dikelas kontrol siswa juga terlihat masih segar karena dilakukan pukul 07:00 pagi.
(f)       Faktor instrumental
                       Jelas faktor instrumental ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ini dikarenakan faktor instrumental berupa kurikulum, sarana dan guru. Dalam penelitian ini memang menggunakan kurikulum, sarana dalam kelas serta guru sebagai penyampai materi pembalajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

3.    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hail Belajar Siswa Kelas X Pada Pelajaran Ekonomi  di SMA Kristen Abdi Wacana Pontianak, dan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensioanal.
       Untuk menjawab sub masalah tiga yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi yang di ajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional tentu menggunakan rumus perhitungan dengan tahapan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan berbantuan program SPSS v22.0for windows. Untuk melihat seberapa besar efek model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang digunakan  didalam kelas maka perhitungan menggunakan Effect Size.
        Untuk mengetahui hipotesis yang akan diuji apakah menggunakan uji-t atau menggunakan U-Mann Whitney, data hasil belajar harus diuji terlebih dahulu menggunakan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov (KS) berbantuan SPSS v22.0 for window. Adapun kriteria pengujian adalah apabila signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal atau menggunakan uji-t dan apabila signifikan < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal atau menggunakan U-Mann Whitney. Dari hasil penelitian menunjukan olahan SPSS v22.0 for window dari One Sample Kolmogrov-Smirnov Test kelas eksperimen diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar < 0,05 (0,001< 0,05), maka hipotesis menggunakan uji-t.
       Setelah itu peneliti mencari apakah hasil belajar siswa homogen atau varians setiap kelas dianggap sama, maka dilakukan uji homogenitas. Adapun kriteria pengujian adalah apabila signifikan > 0,05 maka kedua kelas homogen dan apabila signifikan < 0,05 maka kedua kelas tidak homogen. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa kelas ekperiman dan kelas kontrol homogen. Olahan SPSS v22.0 for window menunjukan signifikansi sebesar 0,029 > 0,05 atau varians setiap kelas dianggap sama.
       Selanjutya mencari perbedaan hasil belajar siswa menggunakan uji-t (independentSamples T test). Adapun kriteria pengujian adalah apabila signifikan > 0,05 maka tidak ada perbedaan sedangkan apabila signifikan < 0,05 maka ada perbedaan hasil belajar siswa. Dari hasil olahan SPSS v22.0 for window menunjukan nilai signifikan sebesar 0,001 (0,001 < 0,05) jadi ada perbedaan hasil belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
        Apabila dilihat dari perbandingan rata-rata hasil post-test yang terdapat pada tabel 4.1 tampak bahwa rata-rata hasil post-test yang diperoleh dari kelas ekperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 77,47 dengan standar deviasi 5,078. Sedangkan rata-rata hasil post-test kelas kontrol adalah 74,10 dengan standar deviasi 7,754.
       Kemudian untuk melihat seberapa besar efek model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), maka digunakan rumus Effect Size. Setelah dihitung menggunakan rumus Effect Size hasil penelitian menunjukan sebesar 0,80. Sesuai kriteria yang berlaku maka model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) termasuk berpengaruh tinggi terhadap hasil belajar.