Wednesday, February 26, 2020

ARTIKEL ANALISIS KESIAPAN KERJA SISWA DITINJAU DARI PERILAKU ENTREPRENEUR

ANALISIS KESIAPAN KERJA SISWA DITINJAU DARI PERILAKU ENTREPRENEUR PADA SISWA SMK NEGERI 3 PONTIANAK

Bunga
program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak
Email: ..................



Abstract
This study was aimed at identifying g the students’ readiness to work in terms of entrepreneurship behavior at Pontianak State Vocational High School 3 students in 2019/2020 school year. The method used was a descriptive study in the form of survey research. The sources of the data in this study were the students of Pontianak State Vocational High School 3 class XII majoring in accounting consisting of 4 classes with 12 respondents for being interviewed. The results of the study showed that 1) Confidence was in the excellent category with 11 students who had a full confident attitude and 1 person was still unsure of their ability, 2) Having an initiative was in the very good category with 12 students who already showed their initiation, 3) Motivation of achievement was in the excellent category that there were 12 students who had achievement motive, 4) Posessing a leadership skill was in the very good category with 12 students who dared to be different and had a leadership skill, 5) Daring to take risks was in the good category that there were 9 students who dared to take risks and there were 3 students who did not.

Keywords : Students, Work Readiness, Student Entrepreneurship Behavior


PENDAHULUAN

Pengangguran merupakan permasalahan yang sampai saat ini masih belum bisa diatasi oleh pemerintah Indonesia, berbagai upaya yang telah di lakukan oleh pemerintah dalam menghadapi masalah pengangguran namun belum sepenuhnya dapat di selesaikan sampai saat ini. Di tambah lagi bangsa Indonesia merupakan negara yang berkembang yang sebagian dari masyarakatnya masih banyak yang tidak bekerja.
Namun upaya lain yang di lakukan oleh pemerintah indonesia yaitu memperbaiki kualitas di dunia pendidikan agar mampu bersaing secara global langkah di lakukan oleh pemerintah ini dengan memperbaiki sistem pendidikan dengan membangun jiwa karakter sikap perilak hingga tindakan anak bangsa yang dibekalkan melalui lembaga pendidikan ataupun sekolah
Salah satu lembaga pendidikan yang dapat mewujudkan tercapainya tujuan di atas lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan sekolah menengah kejuruan merupakan salah satu lembaga tingkat satuan pendidikan yang berperan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten di bidangnya. Sumber Daya Manusia yang berkualitas ialah tenaga kerja siap pakai yakni tenaga kerja menunjukkan penguasaan ilmu pengetahuan teknologi dan keterampila  yang tinggi diikuti dengan moral, etika, dan karakter diri yang baik. Kualitas tersebut apabila dimiliki oleh setiap lulusan SMK tentu Indonesia tidak akan kekurangan generasi penerus bangsa yang potensial gambaran tersebut merupakan gambaran manusia unggul dan merupakan cerminan generasi penerus bangsa yang ideal.
Menurut Undang-undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 mengenai tujuan pendidikan nasional pasal 3 dan penjelasan pasal 15, menyebutkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif  yang dapat bekerja sesuai bidang keahliannya setelah melalui proses pendidikan pendidikan merupakan upaya dalam mengembangkan potensi peserta didik sehingga mereka memiliki sistem berpikir nilai moral dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut kearah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang.
Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 34 tahun 2018 tentang standar pendidikan sekolah menengah kejuruan madrasah kejuruan mengatakan bahwa standar kompetensi lulusan smk atau mak di kembangkan dari tujuan pendidikan nasional smk atau mak merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki tujuan pendidikan kejuruan yang menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha atau industri, serta mampu mengembangkan potensi dirinya dalam beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”.
Daryanto (2013:4) kewirausahaan kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis mengumpulkan sumber-sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan tepat guna memastikan sukses
Dalam mewujudkan kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis di butuhkan ide maupun gagasan baru untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang merujuk pada era modernisasi  saat ini. Dalam hal inilah kita membutuhkan seorang entrepreneur menurut Kasmir (2011:18) Entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa di liputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti”.
Selain bekerja keras kita juga harus bekerja lebih cerdas dalam melihat kondisi di sekitar kita. Dengan adanya hal ini sebelum terjun ke dunia pekerjaan tentu harus memiliki suatu kesiapan kerja terlebih dahulu di dalam diri individu itu sendiri, agar ketika memasuki lingkungan kerjanya  individu sudah memiliki kesiapan yang matang untuk menjalani pekerjaan guna mencapai suatu tujuan yang di harapkan.
Menurut Widyatmoko (dalam Ratna 2018:3) mengungkapkan bahwa kesiapan  kerja  adalah  kemampuan  seseorang  untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, tanpa mengalami kesulitan, hambatan, dengan hasil maksimal, dengan target yang telah di tentukan”. Dalam menghadapi tantangan yang semakin ketat di dalam dunia kerja di perlukan strategi yang baik yang harus di terapkan oleh berbagai sekolah khususnya dalam pembekalan materi yang dibutuhkan oleh para siswa yang tentunya berkaitan dengan kesiapan kerja untuk melahirkan lulusan yang siap untuk bersaing dalam dunia kerja.
SMK Negeri 3 merupakan salah satu SMK Negeri yang berada di kota Pontianak. SMK Negeri 3 bergerak di bidang keahlian yaitu Akuntansi, Pemasaran dan Administrasi Perkantoran. Mata pelajaran yang diajarkan pada jurusan juga berbeda, selain mata pelajaran umum seperti bahasa Indonesia, Agama, Matematika, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran berdasarkan keahlian juga sesuai dengan jurusan yang diberikan.
SMK Negeri 3 Pontianak memiliki misi yaitu menciptakan suasana belajar mengajar yang berwawasan mutu dan keunggulan baik di sekolah maupun di dunia usaha/industri, menciptakan SDM yang kompeten dan kompetitif di bidang akuntansi, administrasi perkantoran dan pemasaran yang mampu menjunjung tinggi profesionalisme berjiwa entrepreneur mengembangkan diklat berbasis kompetensi penguwasaan bahasa inggris mandarin Francis bahasa asing lainnya secara bertahap menciptakan tamatan mempunyai etos kerja yang tinggi mandiri dan berakhlak mulia serta menjadikan sekolah sebagai lembaga diklat kebanggaan masyarakat.
Melalui mata pelajaran kewirausahaan yang telah di dapatkan siswa selama di sekolah, dengan adanya pemahaman siswa tentang materi pada mata pelajaran kewirausahaan di harapkan siswa mampu untuk mengaplikasikan ke dalam dunia kerja melalui kesiapan kerja yang matang di lihat dari rasa percaya diri, memiliki inisiatif, memiliki motif berprestasi memiliki jiwa kepemimpinan serta berani mengambil resiko sehingga dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan persaingan dunia kerja setelah lulus dari pendidikan di tempuh oleh siswa.
Berdasarkan tujuan SMK Negeri 3 Pontianak di atas maka peneliti pada saat dilapangan bahwa 12 orang siswa yang menjadi responden pada saat melakukan penelitian setelah lulus sekolah mereka lebih memilih untuk bekerja dan membuka usaha sendiri namun juga sebagian dari responden yang mengatakan bahwa mereka belum memiliki keyakinan untuk bekerja setelah lulus sekolah dengan alasan bahwa mereka lebih melilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Selain kepercayaan diri siswa untuk bekerja dalam wawancara tersebut peneliti juga menemukan dari ke 12 orang siswa kelas XII sudah memiliki sikap inisiatif, motif berprestasi, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat baik. Sedangkan untuk keberanian siswa dalam mengambil resiko yanng dihadapinya dalam memasuki dunia kerja dalam hasil wawancara kepada siswa mereka mengatakan bahwa mereka sudah berani untuk mengambil resiko dalam bekerja walaupun masih ada ditemukan dari beberapa siswa yang belum berani untuk resiko atau mengahadapi resiko yang akan terjadi didalma memasuki dunia kerja.
Untuk kelas yang akan peneliti ambil dalam penelitian ini ialah siswa kelas XII SMK Negeri 3 Pontianak bidang keahlian Akuntansi dari kelas akuntansi 1, 2, 3, dan akuntansi 4 yang diambil dari 3 orang pada setiap kelasnya dengan total keseluruhan responden 12 orang siswa.

METODE PENELITIAN
Metode di gunakan metode deskriptif Nawawi (2015:67) mengatakan bahwa Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya sedangkan menurut Zuldafrial (2011:5) mengatakan bahwa metode deskriptif kumpulan data berupa kata gambar bukan angka-angka dengan demikian laporan penelitian berupa kutipan memberi gambaran penyajian laporan tersebut
Bentuk penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah survei menurut Nawawi (2015:68) mengatakan bahwa survei di lakukan dengan mengambil obyek berupa lembaga tertentu yang terdapat dimasyarakat misalnya school survey survei keluarga survei pengadilan dan lain-lain melalui survei ini diusahakan untuk menemukan data dapat dipergunakan sebagai dasar meningkatkan kegiatan operasional lembaga yang diselidiki.
Lokasi penelitiantempat di mana peneliti melakukan proses kegiatan penelitian. Lokasi dalam penelitian ini adalah Benua Melayu Darat Pontianak Selatan Kota Pontinak  Kalimantan Barat.
Sumber data dalam penelitian yaitu sumber data primer dan summber data sekunder. Sumber data primer siswa SMK Negeri 3 Pontianak kelas XII bidang keahlian Akuntansi tahun ajaran 2019/2020 dari Akuntansi 1-4 yang terlibat langsung dalam proses penelitian yang berjumlah 12 orang yang di ambil dari 3 orang siswa secara acak mewakili pada setiap kelasnya Sedangkan sumber data sekunder data-data yang di peroleh dari sekolah terkait data dari siswa SMK Negeri 3 Pontianak kelas XII bidang keahlian akuntansi tahun ajaran 2019/2020 terkait dengan jumlah seluruh siswa di kelas XII jurusan akuntansi SMK Negeri 3 Pontianak.
Adapun langkah-langkah pengumpulan data 1) Reduksi peneliti perlu mereduksi data tersebut dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,memfokuskan pada hal-hal yang penting cari tema dan polanya membuang yang tidak perlu dengan demikian data yang telah reduksi menghasilkan gambaran lebih mempermudah melakukan pengumpulan data selanjutnya mencarinya bila perlu 2) penyajian data di lakukan agar data yang di hasil terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan. Dengan melakukan penyajian data maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang akan terjadi dan dapat merencanakan selanjutnnya berdasarkan apa yang telah peneliti pahami. 3) Penarikan Kesimpulan verifikasi data di lakukan secara terus menurus sepanjang proses penelitian pada tahap peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang telah di kumpulkan sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan dari data secara tepat dan akurat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran ekonomi yang mencakup dari lingkungan alam (fisik) dan lingkungan sosial akan dipaparkan hasil penelitian berupa uraian deskriptif yang bersifat kualitatif berupa kata gambaran-gambaran tentang hasil penelitian.
HASIL WAWANCARA
Kepercayaan diri
Pertanyaan ke 1 merujuk kepada keyakinan siswa dalam membuka usaha setelah lulus sekolah dari 12 oorang informan terdapat 11 siswa orang yang memiliki keyakinan dalam membuka usaha sendiri setelah lulus sekolah dan terdapat 1 orang siswa yang belum memiliki keyakinan untuk membuka usaha sendiri.
Pertanyaan merujuk kepada keyakinan siswa akan kemampuanya dalam membuka usaha sendiri setelah lulus sekolah dari 12 orang siswa masing-masing sudah memiliki keyakinan akan kemampuannya didalam membuka usaha.
Pertanyaan ke 3 merujuk kepada hal apa saja yang akan dilakukan dalam membuka usaha dari ke 12 orang siswa smereka mengatakan akan melakukan berbagai cara dalam membuka usaha nantinya setelah mereka lulus sekolah. Pertanyaan ke 4 merujuk pada apakah menjalankan usaha dibutuhkan semangat 12 orang siswa mereka mengatakan bahwa dalam menjalankan usaha semangat yang tinggi dari diri sendiri sangat dibutuhkkan.
Pertanyaan ke 5 merujuk pada apakah dengan memiliki semangat dapat membuat siswa memiliki inovasi mengembangkan usahanya 12 orang siswa mereka mengatakan bahwa dengan semangat yang mereka miliki dapat membuat mereka lebih leluasa dalam melakukan pengembangan inovasi untuk usaha yang mereka jalankan nantinya setelah lulus sekolah. Pertanyaan ke 6 merujuk kepada cara mempertahankan usaha agar tetap berjalan dari 12 orang siswa mereka mengatakan mempertahankan usahanya dibutuhkan semangat dan pengembangan dalam usaha dengan berbagai cara salah satunnya yakni cara pemasaran dan kualitas serta kreatifitas barang yang akan dipasarkan. Pertanyaan ke 7 merujuk kepada usaha dilakukan untuk melakukan pengembangan atau inovasi dari 12 orang siswa mereka mengatakan melakkukan pengembangan yang harus diperhatikan yakni selera dari konsumen itu sendiri serta selalu mengikuti perkembangan jaman yang semakin modern Pertanyaan ke 8 merujuk kepada jika terjadi masalah dalam usaha apakah siswa akan berusaha mengatasinya dan akan tetap melanjutkan usaha tersebut. Dari 12 orang siswa mereka mengatakan bahwa akan melanjutkan usaha mereka dan akan mencari jalan keluar dalam mengatasi masalah yang akan dihadapi.
Pertanyaan ke 9 merujuk kepada dengan adanya masalah dalam usaha mereka apakah mereka akan frustasi dan memilih tidak untuk melanjutkan usaha tersebut. Dari 12 orang siswa terdapat 3 orang siswa mengatakan mereka tidak frustasi dan tetap melanjutkan usahanya terdapat 2 orang siswa yang mengatakan akan frustasi dengan masalah yang ada namun tetap menjadi jalan keluar untuk melanjutkan usahanya dan terdapat 2 orang siswa yanng mengatakan akan frustasi dan tidak untuk melanjutkna usahanya.
Pertanyaan ke 10 merujuk kepada yang dilakukan jika pendapatan dari usaha tersebut menurun. Dari 12 orang siswa terdapat 10 orang siswa yang mengatakan bahwa mereka akan melakukan perbaikan atas usaha yang mereka jalankan mempertahankan usahanya seperti memperbaiki cara pemasaran dan melakukan promosi pada usaha mereka. Sedangkan menurut 2 orang siswa akan menutup sementara usaha yang dijalankan sampai mereka mendapatkan modal untuk melanjutkan usahanya.

Pembahasan
Kesiapan kerja siswa ditinjau dari rasa kepercayaan dirinya yang berdasarkan pada hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 12 orang informan/siswa SMK Negeri 3 Pontianak jurusan akuntansi 1 sampai 4  tentang kepercayaan diri siswa dalam kesiapan kerja yang ditinjau dari perilaku entrepreneur indikator tersebut  terdiri dari 3 pertanyaan berdasarkan hasil analisis peneliti dari 3 pertanyaan dapat dikatakan bahwa terdapat 1 orang tidak yakin untuk membuka usaha sendiri dan terdapat 11 siswa yang memiliki keyakinan untuk membuka usaha sendiri setelah lulus sekolah hal ini sesuai dengan pernyataan siswa pada saat diwawancarai bahwa mereka memilih untuk bekerja dan membuka usaha sendiri untuk mencari uang demi untuk membantu dan meringankan beban orang tua jika harus membiayai mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjanng selanjutnya sejalan dengan pendapat Ghufron (2017:5) mengatakan kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyekinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak gembira optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab seperti halnya yang dilakukan oleh siswa kelas XII akuntansi 1 sampai 4 mereka memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk bekerja dan membuka usaha sendiri setelah mereka lulus sekolah.
Kesiapan kerja siswa ditinjau dari sikap inisiatif siswa yang berdasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 12 orang informan/siswa SMK Negeri 3 Pontianak tentang sikap inisiatif yang dimiliki oleh siswa didalam kesiapan kerja yang ditinjau dari perilaku entrepreneur terdapat 12 orang siswa yang memiliki inisiatif untuk bekerja dan membuka usaha sendiri hal ini dapat diukur dari sikap penuh energi dari siswa dalam membuka usaha dan bekerja setelah lulus sekolah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Heru (2009: 4) yang mengatakan bahwa, “Kemampuan berinisiatif adalah mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain dilakukan secara berulang sehingga jangka panjang menumbuhkan kebiasaan berinisiatif akan mengahasilkan kreativitas inovasi dengan adanya sikap inisiatif yang dimiliki siswa SMK maka dalam memasuki dunia kerja siswa tersebut telah siap untuk bekerja tanpa harus menunggu arahan dari orang lain mereka akan berinisiatif untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Kesiapan kerja siswa ditinjau dari motif berprestasi yang berdasarkan pada hasil wawancara kepada 12 orang responden dari kelas XII jurusan akuntansi 1 sampai akuntansi 4 SMK Negeri 3 Pontianak maka peneliti menganalisis bahwa siswa memiliki motif berprestasi berjumlah 12 orang, motif berprestasi tersebut dapat di ukur dari wawasan kedepan dimiliki oleh siswa tentang kesiapan kerja yang ditinjau dari perilaku entrepreneur dimiliki oleh informan/siswa setelah lulus dari sekolah dimana dari ke 12 orang  siswa  menjawab bahwa mereka akan melakukan berbagai cara mempertahankan usaha yang akan mereka jalankan nantinya agar tetap berjalan dan berkembang sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi mereka maupun orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Gede (2015:8)  mengatakan bahwa, “Motif berprestasi merupakan suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi dengan adanya pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa motif berprestasi yang dimiliki oleh siswa sangat mempengaruhi kesiapan kerja siswa sebab dengan adanya motif berprestasi yang dimiliki siswa untuk memasuki dunia kerja mereka akan tetap berusaha melakukan serta mengembangkan kemampuannnya dan tidak akan mudah putus dengan kegagalan-kegagalan yang nantinya akan mereka hadapi, sehingga dalam hal ini dari 12 orang informan/siswa memiliki kemauan untuk bekerja dan mempertahankan usaha yang akan dijalankan.
Kesiapan kerja siswa yanng ditinjau dari jiwa kepemimpinan yang berdasarkan pada hasil wawancara yang peneliti lakukan denga 12 orang informan/siswa kelas XII jurusan akuntansi 1 sampai akuntansi 4 SMK Negeri 3 Pontinak tentang kesiapan kerja siswa yang ditinjau dari perilaku entrepreneur siswa maka dari hasil analisis peneliti dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan sebanyak semuanya memiliki jiwa kepemimpinan kemampuan tersebut dapat di ukur dengan keberanian siswa untuk tampil beda sebab hasil wawancara siswa mengatakan melakukan pengembangan inovasi mengembangkan usaha semenarik mungkin dengan mengkreasikan kemampuan mereka miliki mengembangkan usaha sehingga mereka dapat bekerja dengan membuka usaha sendiri ini sejalan dengan pendapat Havidz (2015:16) mengatakan bahwa seorang wirausaha berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan yang selalu tampil berbeda lebih dahulu lebih menonjol dengan kemampuan kreativitasnya inovasi serta menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya lebih cepat lebih dahulu dan segera berada di pasar
Dapat dikatakan bahwa 12 siswa memiliki kepemimpinan sehingga adanya jiwa kepemimpinan yang dimiliki siswa dapat mempengaruhi kesiapan kerja siswa dalam melakukan pekerjaan membuka usaha sendiri. Kesiapan kerja siswa tinjau dari sikap siswa dalam pengambilan resiko  berdasarkan pada hasil wawancara yang peneliti lakukan denga 12 orang siswa kelas XII jurusan akuntansi 1 sampai akuntansi 4 SMK Negeri 3 Pontinak tentang kesiapan kerja siswa yang ditinjau dari perilaku entrepreneur siswa yang dibagi menjadi 3 pertanyaan maka peneliti menganalisis bahwa terdapat 9 orang siswa berani untuk mengambil resiko untuk bekerja dan membuka usaha sendiri yang di ukur dari kemauan siswa dalam menyukai tantangan dalam dunia kerja dengan alasan bahwa untuk bekerja atau membuka usaha sangatlah tidak mudah diperlukan semangat dan keberanian dalam mengambil suatu tindakan untuk mempertahan usaha yang telah dijalankan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang ada agar tercapai tujuan yang diinginkan. Sedang berdasarkan analisis peneliti selanjutnya terdapat 3 orang informan/siswa yang tidak mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam bekerja dna membuka usaha. Hal ini sejalan dengan pendapat Bajaro (dalam Suryana 2013:40) mengatakan bahwa, seorang wirausaha yang berani menanggung resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik maka berdasarkan analisis peneliti bahwa sikap informan/siswa yang berani mengambil resiko dikatakan cukup baik sebab dengan adannya sikap berani yang tertanam didalam diri siswa maka siswa tersebut akan memiliki  kesiapan kerja untuk memasuki dunia kerja walaupun masih ada 3 orang dari informan/siswa yang masih belum berani atau belum memiliki sikap untuk mengambil resiko.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
       Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Kepercayaan diri, kesiapan kerja siswa ditinjau dari rasa percaya diri yang di miliki siswa berdasarkan temuan peneliti dari hasil wawancara dan pembahasan terhadap 12 orang informan/siswa SMK Negeri 3 Pontianak maka terdapat 11 orang yang memiliki kepercayaan diri untuk bekerja dan membuka usaha dan terdapat 1 orang informan/siswa yang masih belum memiliki kepercayaan diri untuk bekerja dan membuka usaha sendiri dengan demikian kepercayaan diri yang dimiliki siswa SMK dapat dikatakan bahwa sangat baik dengan adanya sikap percaya diri yang tertanam di dalam diri siswa sangat membantu siswa tersebut didalam kesiapan kerja yang nantinya akan mereka masuki setelah lulus dari sekolah meskipun masih terdapat siswa yang belum memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya. 2) Memiliki inisiatif,  kesiapan kerja siswa yang ditinjau dari sikap inisiatif siswa berdasarkan temuan peneliti dari hasil wawancara dan pembahasan  terhadap 12 orang informan/siswa SMK Negeri 3 Pontianak maka terdapat 12 orang informan/siswa yang memiliki inisiatif untuk bekerja dan  membuka usaha setelah lulus sekolah dengan demikian dengan adanya sikap inisiatif yang dimiliki siswa dapat di kategorikan baik terhadap kesiapannya dalam memasuki dunia kerja. 3) Motif Berprestasi, kesiapan kerja siswa yang ditinjau dari motif berprestasi berdasarkan temuan peneliti dari hasil wawancara dan pembahasan terdapat 12 orang informan/siswa SMK Negeri 3 Pontianak maka dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki motif berprestasi dalam melakukan pekerjaan atau membuka usaha sendiri setelah lulus sekolah sebanyak 12 orng hal ini dapat dikategorikan sangat baik, dengan adanya motif berprestasi dimiliki siswa dapat membuat siswa memiliki kesiapan untuk bekerja setelah lulus sekolah. 4) Memiliki jiwa kepemimpinan, kesiapan kerja siswa ditinjau dari jiwa kepemimpinan yang dimiliki siswa berdasarkan temuan peneliti hasil wawancara dan pembahasan terhadap 12 orang informan/siswa SMK Negeri 3 Pontianak yang memiliki jiwa kepemimpinan yakni terdapat 12 orang siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan hal ini dapat di kategorikan siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan sangat baik sehingga dapat membuat siswa memiliki kesiapan kerja nantinya di dalam memasuki dunia kerja setelah lulus dari sekolah. 5) Berani mengambil resiko, kesiapan kerja siswa ditinjau dari sikap siswa yang berani dalam mengambil resiko berdasarkan temuan peneliti hasil wawancara dan pembahasan terhadap 12 orang informan/siswa SMK Negeri 3 Pontianak yang memiliki sikap untuk mengambil resiko yakni sebanyak 9 orang informan/siswa dan terdapat 3 orang siswa yang tidak memiliki sikap berani dalam mengambil resiko. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberanian siswa dalam mengambil resiko dapat di kategorikan baik dengan adanya sikap berani untuk mengambil resiko yang dimiliki siswa maka dapat membuat siswa memiliki kesiapan kerja  untuk memasuki dunia kerja walaupun terdapat beberapa siswa yang masih belum berani untuk mengambil resiko dalam bekerja.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran: 1) Bagi siswa, diharapkan bagi siswa yang akan memasuki dunia kerja hendaknya memiliki sikap yang berani dalam mengambil resiko dan lebih ditingkatkan lagi sebab untuk melakukan pekerjaan atau membuka usaha sekalipun di butuhkan keberanian dalam dirinya agar mampu bersaing di dalam dunia kerja nantinya. Dengan adanya keberanian dalam diri siswa untuk mengambil resiko maka akan muncul kesiapan kerja yang tumbuh didalam diri siswa sehingga siswa tersebut akan siap untuk bekerja nantinya setelah lulus sekolah. Sedang kepercayaan diri memiliki inisiatif memiliki motif berprestasi dan memiliki jiwa kepemimpinan diharapkan bagi siswa untuk dipertahankan agar dalam memasuki dunia kerja siswa lebih yakin akan kemampuan yang dimilikinya sehingga dalam memasuki dunia kerja siswa tersebut tidak mengambil pekerjaan atau membuka usaha sendiri. 2) bagi guru sebaiknya guru  meningkatkan pembinaan dan pelatihan terhadap peserta didik agar siswa tersebut lebih memiliki kesiapan kerja dalam memasuki duia kerja yang nantinya akan mereka hadapi setelah mereka lulus dari sekolah. 3) Bagi sekolah pihak sekolah lebih memperhatikan lagi siswa yang sebentar lagi lulus dan akan memasuki dunia kerja. Pihak sekolah harus lebih banyak memberikan arahan kepada siswa tentang dunia kerja dan memberikan pembelajaran kepada siswa agar siswa dapat menumbuhkan jiwa entrepreneur  didalam dirinya sebab mencari pekerjaan sangatlah tidak mudah ditambah lagi dengan persaingan di dunia kerja sangat ketat dibutuhkan semangat dan kepercayaan diri dari siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Asrullah Syam. (2017). Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belaajr MahasiswaDi Program Studi Pendididkan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Parepare Di akses pada tanggal 12 Mei 2019























Daryanto dan Aris.(2013). Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media.
Havidz, Wilhelmus, Wawan, & Hernawati.(2015). Entrepreneurship& Peluang Usaha. Jakarta: In Media.
Kasmir.(2011).wiusahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kristanto, Heru.(2009). Kewirausahaan Entrepreneurship Pendekatan Manajemen dan Praktik.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ratna Dwi Astuti. (2018). Kesiapan Kerja Mahasiswa Ditinjau Dari Perilaku Entrepreneur Keaktivan Berorganisasi Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS Angkatan Tahun 2014. Retrieved 25 Februari 2019.
Suryana.(2013). Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Bandung: Salemba Empat.
Nawawi, Hadari. (2015). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Zuldafrial dan Lahir.(2012).Penelitian Kualitatif (Cetakan ke-2). Surakarta: Yuma Pustaka


1 Comments:

At February 26, 2020 at 6:05 AM , Blogger Merry Mawar Melati said...

👍👍👍

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home